Pemanfaatan Teknologi Mendeteksi Bencana


Oleh: Pranata Wahyu
Warga Purwodadi, aktif di Muria Research Center Indonesia

Perkembangan teknologi kian pesat. Yang di dalamnya terkandung arus informasi dan komunikasi. Sehingga siapa yang tak dapat memanfaatkan teknologi, akan menjadi manusia tertinggal. Dengan demikian, belajar teknologi dan menerapkapkannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi keharusan dalam era sekarang. Termasuk dalam hal kebencanaan.

Contoh, peran teknologi memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kebencanaan yakni Tsunami Warning System (TWS) yang telah dipasang di beberapa pesisir pantai yang ada di Indonesia. Pemasangannya guna mendeteksi tanda-tanda kejadian tsunami yang dapat dilakukan sedini mungkin. Alat ini akan memberikan informasi mengenai kondisi perairan yang ada di sekitarnya dengan jangkauan tertentu. Informasi ini dapat menjadi bahan untuk memberikan peringatan sedini mungkin kepada warga sekitar agar cepat melakukan tindakan.

Beberapa waktu lalu di salah satu media massa nasional diberitakan, Chanda Pandestria, siswa SMA kelas XII berhasil menciptakan alat pendeteksi banjir. Pembuatan alat ini terinspirasi karena rumah orang tuanya yang hampir kebanjiran pada tahun 2011 lalu saat sungai Bengawan Solo meluap.
Dalam kasus tersebut, peran teknologi akan sangat membantu bagi warga di sekitar aliran Bengawan Solo yang rumahnya berpotensi terkena banjir saat musim penghujan. Penyelamatan jiwa dan harta benda dapat dilakukan sesegera mungkin sehingga dapat memperkecil kerugian yang akan ditanggung.

Teknologi tidak hanya berkontribusi sebagai alat pendeteksi bencana. Selama ini, masyarakat sudah menggunakan teknologi dalam penyebaran informasi mengenai bencana melalui internet. Sebagai warga internet (Netizen) Mereka memberikan informasi berupa foto atau tulisan sebagai citizen journalism, berperan aktif dalam menggalang dana dan menuliskan cerita-cerita di berbagai jejaring sosial atau blog-blog yang mereka kelola.

Teknologi juga perperan aktif dalam memberikan pemahaman mengenai bencana kepada anak-anak. Melalui beberapa game yang telah tercipta, orang tua tidak lagi sulit untuk mengajarkan anak-anaknya akan arti penting sebuah bencana bagi kita yang tinggal di kawasan yang rawan bencana.

 Misalnya, Disaster Will Strike (DWS) yang dapat dimainkan secara gratis hanya dengan terhubung dengan koneksi internet. DWS merupakan game dengan desain grafis yang menarik dan tokoh-tokoh yang lucu. Dengan memainkan game ini anak-anak akan mengenal beberapa kata-kata misanya disaster (bencana), earthquake (gempa bumi), wind (angin topan), hole in the ground (patahan/lubang), thunderball (meteor) dan lainnya. Game ini menjadi semakin mudah dimainkan bagi anak-anak usia dini karena penggunaan interface yang hampir mirip dengan game Angry Birds. Permainan ini dapat dilihat di situs physicsgames.net, kategori game Disaster Will Strike . Pengguna akan memecahkan telur-telur dengan beberapa senjata (bencana) yang anda miliki. Anda juga akan diledek dengan tawa para telur  yang membuat kesal jika anda tidak berhasil memecahkannya.

Sedangkan Stop Disaster akan berbeda  dari DWS. Game ini akan lebih sulit untuk dimainkan anak-anak usia dini karena merupakan game bertipe strategi. Yakni seorang pemain harus memiliki strategi yang pas untuk menghadapi suatu bencana. Misalnya, untuk menghadapi tsunami, pengguna akan diminta untuk membangun beberapa bangunan seperti rumah sakit, hotel, pengungsian, pemecah gelombang atau penanam beberapa pohon bakau di sekitar garis pantai. Sehingga pada saat tsunami dating, wilayah yang anda bangun akan dapat bertahan dari terjangan air tersebut.

Peminat game ini dapat memainkannya di stopdisastersgame.org. Situs tersebut akan memberikan beberapa pilihan bencana yang bisa dimainkan di antaranya skenario tsunami, badai, kebakaran, gempa bumi dan banjir. Setelah berkunjung semoga pengetahuan terhadap bencana dapat semakin bertambah dan dapat meredam kerugian yang ditimbulkannya.

dimuat dalam koran muria pada tanggal 13 maret 201

Wahyu Dwi Pranata

Comments