Kritik Sosial Lewat Seni Teater


Foto : Bowo/Peka
 
Malam tadi bumi gonjang-ganjing langit kelop-kelop karena ada sebuah kudeta kekuasaan dari seorang yang ingin menjadi Presiden di Negeri Wayangenesia. Perebutan kekuasaan dengan perkelahianpun dilakukan untuk mensukseskan pelengseran kekuasaan Prabu Susilo Brontho  Yudhono oleh Petruk.

Petruk berhasil.

             Petruk melakukan kudeta tersebut atas nama rakyat Namun, setelah diselidiki ternyata peristiwa tersebut atas nama perut melarat hingga menjadi hausan kekuasaan, dan  kelaparan akan kekayaan Negara Wayangenesia.

            Setelah duduk di singgasana Negara, Petruk melakukan banyak pergantian pimpinan.  Ia mengganti dengan tokoh-tokoh import seperti suparmin, wanita manusia kucing dan lainnya. Namun, anak buah petruk tidak melakukan perbaikan terhadap Wayangenesia. Malahan mereka membuat kekacauan ekonomi, politik, sosial dan budaya hingga menyebabkan melambungnya harga-harga (red : kebutuhan ekonomi). Apalagi ditambah dengan kejahatan yang merajalela serta kolusi yang menjadi tradisi.

            Cerita di atas merupakan cuplikan dari pertunjukan “Petruk dadi Presiden” yang di adaptasi dari naskah karya Puthut Buchori dengan Sutradara  Dito Morra.

Ketua panitia, Nadib mengatakan “ untuk pemilihan capres yang akan datang jangan sampai kita terlena pada calon-calon yang cerdas dan licik seperti yang diperankan petruk semalam. Sehingga kita meninggalkan budaya sendiri dan beralih ke kebudayaan barat.”

            Pada kamis malam pementasan produksi  ke 4 teater Obeng sebenarnya mereka menghimbau kepada masyarakat agar cerdas dalam memilih. Misanya melihat track record para capres sehingga mendapatkan pilihan yang sesuai . Bukan hanya mengikuti kata orang-orang atau tokoh-tokoh masyarakat.

            Tidak hanya menyematkan pesan-pesan positif. Obeng juga membuat beberapa kali penonton terlena dengan guyonan mereka. Hingga pecah suasana ruangan auditorium menjadi gelak tawa yang riuh.

Menurut data penitia Pada pertunjukkan malam tadi 97 tiket terjual dan 125 orang lebih menonton.

            “Saya sangat senang karena bisa terhibur oleh pertunjukan tadi.” Ungkap laela, salah satu penonton waktu kami wawancarai.

Wahyu Dwi Pranata
Warga Purwodadi

Comments