Lingkungan
hidup merupakan faktor yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Karena itu, menjaga dan mengelola lingkungan hidup dengan baik merupakan sebuah
keharusan. Jika lingkungan hidup terus diabaikan dan dirusak, manusia bukan
hanya akan mendapat kerugian, tapi juga akan binasa. Begitu sebuah kutipan
kalimat dari Center for Population and Policy Studies (CPPS) Universitas Gadjah
Mada.
Beberapa
waktu lalu, pada tanggal 7 sampai 8 Juni 2014 sekelompok mahasiswa dari
berbagai Universitas di Jawa tengah mengikuti kegiatan Pelatihan Jurnalistik
Tingkat lanjut di Villa PPRK, Colo, Kudus.
Satu
orang dari Unsoed, yang tergabung dalam komunitas Bhinneka Ceria datang
menggunakan bus kelas ekonomi, jauh dari Purwokerto. 2 orang yang berasal dari
Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa Unnes, 3 orang dari LPM Ekonomika Unisnu, 4
orang dari LPM IDEA IAIN Walisongo Semarang dan sejumlah Mahasiswa dari UKM
Jurnalistik Universitas Muria Kudus berkumpul untuk belajar tentang Jurnalisme
Lingkungan.
Menurut
Tommy Apriando, wartawan Mongabay Indonesia, Jurnalisme Lingkungan pada
dasarnya sama dengan Jurnalisme umum, yang membedakan adalah konten dari
pemberitaan yang ditulis. Jurnalisme Lingkungan lebih menekankan pada peliputan
isu-isu lingkungan.
“segala
bentuk tindakan pencarian berita yang fokus liputannya pada isu lingkungan” Tandasnya.
Pada
materi advokasi Lingkungan yang disampaikan oleh Direktur MRC Indonesia, M.
WIdjanarko, Beliau mengatakan “pelatihan ini menekankan agar peserta mengetahui
apa itu advokasi, analisis sosial, ideologi lingkungan dan cara melakukan
advokasi lingkungan” dan juga menjelaskan beberapa ideologi lingkungan yang
diantaranya adalah ecopopulis, ecodevelopment, ecofasis, ecofeminism,
ecospiritual, dan ecoterorism.
Dalam
pelatihan Jurnalisme lingkungan yang telah berlangsung ada peran besar
mahasiswa yang dapat dilakukan, khususnya Pers Mahsiswa untuk dapat terus
mengawal isu-isu lingkungan yang ada di sekitarnya.
“Tentu
peran mahasiswa dan pers mahasiswa sangat penting. Ditengah arus media
mainstream yang terus berkembang. Pers mahasiswa sebagai media alternatif harus
ambil peran untuk mengimbangi dan memberitakan isu-isu yang tidak terliput oleh
media mainstream. Terutama untuk isu lingkungan” tambah
Tommy.
Selain
materi yang menarik, pelaksanaan kegiatan yang berada di Colo, di lereng
pegunungan muria merupakan tempat yang bagus dan berhawa dingin. Lokasinya yang
tidak jauh dengan makam Sunan Muria, yang setiap harinya dikunjungi oleh
wisatawan untuk berziarah merupakan tempat yang cocok untuk Pelatihan
Jurnalistik Tingkat Lanjut.
“Tempatnya
asik, karena berapa di kaki pegunungan Muria. Dan Mas Tommy yang menyampaikan
materi nya melalui sharing bersama dengan suasana hati yang santai” kesan Kirana yang berasal dari Unnes ketika
dimintai pendapat melalui Pesan Facebook.wahyu dwi pranata
mrc indonesia
warga purwodadi
Comments
Post a Comment