PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DIBIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN


Mahasiswa Teknik Informatika UMK

Makalah Disusun Oleh :
Yoga Haris Dewangga 2013-51-043
Dedek Iskaraja 2013-51-064
Aji Misbachul Munir 2013-51-042

  
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang

Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi[1].
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.
GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.  Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam, atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu, berbagai penggunaan data.
Dunia kelautan merupakan dunia yang sangat dinamis, disini hampir semunya bergerak kecuali dasar lautan. Di wilayah yang merupakan bagian bumi terbesar ini, terdapat banyak sumber daya alam yang bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk suatu daerah atau pemerintahan, contohnya adalah sumber daya ikan. Indonesia merupakan suatu negara yang sangat luas dan memiliki sumber daya perikanan yang sangat besar juga. Dengan luas lautan sekitar 5,8 juta km2 dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, maka potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan akan sangat besar sekali.
Menurut Kusyanto (2001) potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per tahun dan baru termanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan-ikan tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu dengan menggabungkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan.
Keunggulan SIG ini dapat dijadikan masukan berharga bagi para nelayan atau pengusaha perikanan untuk mengetahuai lokasi-lokasi penangkapan ikan. Pertanyaan yang sering di lontarkan nelayan adalah dimana lokasi penangkapan ikan yang baik? dan kapan waktunya? Dengan SIG perikanan pertanyaan2 ini bisa di jawab, dengan bantuan data SST, klorofil, PAR (Photosintesis Actibe Radiation) dll bulanan dalam beberapa tahun yang diperoleh dari PJ dan dianalisis dengan SIG akan memberikan tampilan secara geografis kencendrungan seberan dari faktor2 lingkungan yang disukai oleh ikan yang akhirnya memberikan gambaran daerah perkiraan penangkapan ikan. 

1.2 Rumusan masalah
a. Apakah pengertian Pengindraan Jauh dan SIG ?
b. Bagaimana peranan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Aplikasinya untuk Zona Potensial Penangkapan Ikan?
c. Bagaiman Penginderaan Jauh Dalam Bidang Oseanografi (Kelautan)


1.3 Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui pengertian Pengindraan Jauh dan SIG
b. Untuk mengetahui peranan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Aplikasinya untuk Zona Potensial Penangkapan Ikan
c. Untuk mengetahui Penginderaan Jauh Dalam Bidang Oseanografi (Kelautan)

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengindraan Jauh dan SIG

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris) Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Beberapa pengertian SIG dari para ahli antara lain.
Sistem Informasi Geografis semakin lama mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan teknologi. Hampir semua sector yang berhubungan dengan kehidupan manusia berhubungan dengan SIG,umumnya digunakan sebagai bahan perencanaan. Bidang pendidikan, bidang pemerintahan, bidang perekonomian, dsb. Hal itu yang melandasi penggunaan SIG sebagai acuan dalam perencanaan, pengolahan maupun pengambilan keputusan tentang kondisi suatu wilayah, karena tidak semua kondisi wilayah/daerah yang satu dengan yang lain sama. GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji[2]. Komponen dasar suatu sistem pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam, atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu, berbagai penggunaan data.
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya. Keberhasilan terapan penginderaan jauh meningkat cukup berarti dengan menggunakan pendekatan multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari satu tanggal pemotretan.

2.2 Peranan SIG dan Aplikasinya untuk Zona Potensi Penangkapan Ikan
SIG merupakan alat yang dapat digunakan untuk menunjang pengelolan sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Pemanfaatan teknologi dalam perikanan tangkap dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan. Penghematan waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai. Dengan aplikasi sistem informasi geografis dalam perikanan tangkap diharapkan dapat mengurangi operating cost dari kapal ikan, merencanakan management yang efektif bagi sumberdaya perikanan laut, evaluasi potensi sumberdaya perikanan laut.
Masalah yang umum dihadapi adalah keberadaan daerah penangkapan ikan yang bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan ikan. Secara alami ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai, sedangkan habitat tersebut dipengaruhi oleh kondisi oseanografi perairan. Dengan demikian daerah potensi penangkapan ikan dipengaruhi oleh faktor oseanografi perairan. Kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efisien dan efektif apabila daerah penangkapan ikan dapat diduga terlebih dahulu sebelum armada penangkapan ikan berangkat dari pangkalan. Salah satu cara untuk mengetahui daerah potensial penangkapan ikan adalah melalui studi daerah penangkapan ikan dan hubungannya dengan fenomena oseanografi secara berkelanjutan (Priyanti, 1999).
Dengan menggunakan SIG gejala perubahan lingkungan berdasarkan ruang dan waktu dapat disajikan, tentunya dengan dukungan berbagai informasi data, baik melalui survey langsung maupun dengan penginderaan jarak jauh (INDERAJA). Proses perubahan lingkungan perairan  tersebut menjadi studi dalam penentuan  ”Daerah Penangkapan Ikan”.
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.5-21.5oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004, 2006). Selanjutnya output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bias mendapatkan banyak ikan.
Di bawah ini disajikan salah satu contoh aplikasi penggunaan SIG dan inderaja pada penangkapan ikan tuna di laut utara Pasific (Gambar 1).  Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan tuna) dikombinasikan dalam mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan ikan tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang diintegrasikan yaitu suhu permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS), perbedaan tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE) (AVISO). Parameter pertama (SST) dipakai karena berhubungan dengan kesesuaian kondisi fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter yang kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang berhubungan dengan kelimpahan makanan ikan; sementara parameter yang ketiga berhubungan dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur seperti eddy dan upwelling ; dan parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat daerah subur dan kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data penangkapan ikan tuna (lingkaran putih pada peta yang ditunjukkan dengan tanda panah) diplot pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit. Sedangkan panel atau layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil tangkapan.
            Gambar 1 memberi informasi bahwa ikan tuna tertangkap dalam jumlah yang besar (terkonsentrasi) pada posisi sekitar 35oLU dan 160oBT bersesuaian dengan kondisi SST sekitar 20oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3. Konsentrasi ikan tersebut berada pada posisi positif anomaly permukaan laut (warna merah) yang bertepatan dengan kondisi EKE yang relatif lebih tinggi. Dari Gambar itu terlihat bahwa prediksi hasil tangkapan dengan peluang yang tinggi (dikenal dengan istilah habitat hotspot) juga menkonfirmasi daerah produktif tersebut. Setiap spesies ikan mempunyai karakteristik oseanografi kesukaannya sendiri dan cenderung menempati daerah tertentu yang bisa dipelajari. Hal ini dapat diketahui dengan pendekatan SIG dan inderaja multi-layer tersebut.

2.3 Penginderaan Jauh Dalam Bidang Oseanografi (Kelautan)

Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut:
·         Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
·         Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
·         Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
·        Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam bidang kelautan dan perikanan :
·     Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
·     jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
·     Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan
·     mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi di lingkungan :
·         suhu permukaan laut (SST),
·         tingkat konsentrasi klorofil-a,
·         perbedaan tinggi permukaan laut,
·         arah dan kecepatan arus dan tingkat produktifitas primer.


BAB 3
PENUTUPAN
Kesimpulan

·    Dapat disimpulkan bahwa, GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
·    SIG merupakan alat yang dapat digunakan untuk menunjang pengelolan sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Pemanfaatan teknologi dalam perikanan tangkap dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan. Penghematan waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai. Dengan aplikasi sistem informasi geografis dalam perikanan tangkap diharapkan dapat mengurangi operating cost dari kapal ikan, merencanakan management yang efektif bagi sumberdaya perikanan laut, evaluasi potensi sumberdaya perikanan laut.
·    Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan), yaitu mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m), mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi), mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan, melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

Saran
   Bahwa semakin majunya jaman ini semakin berkembang pula ilmu pengetahuan yang dan itu menuntut kita untuk semakin berpikir kritis sehingga perkembangan jaman ini menjadikan kita menjadi interlektual yang dalam mengajarkan kepada anak didik untuk semakin maju dalam belajar (“buka mata, buka cakrawala”)
DAFTAR PUSTAKA


                 
[1]      M. Asnawi, “Sistem Informasi Geografi,” vol. 45.
[2]      T. M. dan R. W. K. Lillesland, “Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.” .
http://berpikirtentangmu.blogspot.com/2015/05/pengertian-basis-data-terdistribusi.html

Comments

  1. Terima Kasih Bang,
    Sangat Bermanfaat dan menambah wawasan bahwa SIG dapat membantu kita untuk mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m), mengamati pasang surut dan gelombang laut dll.

    Kunjungi Website saya juga ya : https://renaldig.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    Serta Website Kampus kami : http://www.atmaluhur.ac.id/

    ReplyDelete
  2. Terimakasih Blog sangat menambah ILMU
    Untuk mengetahui peranan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Aplikasinya untuk Zona Potensial Penangkapan Ikan

    sangat Rapi dan mudah dimengerti
    kunjungi juga website saya https://yeladevista.mahasiswa.atmaluhur.ac.id

    dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

    ReplyDelete
  3. Waaah menarik sekali infonya kak, GIS sangat membantu sekali dalam perkembangan teknologi khususnya bagi para nelayan dan pengusaha ikan. Dengan adanya GIS mereka bisa terbantu dengan informasi=informasi wilayah dimana banyaknya ikan dan kapan waktu yg tepat. bagi saya dengan adanya GIS ini juga membantu dan menjaga ekosistem laut. Terima Kasih Postnya, ditunggu post selanjutnya

    oh ya kunjungi website saya ya https://putri-kurniawan.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

    ReplyDelete

Post a Comment