Psikologi Industri dan Organisasi : Kepemimpinan


Analisa kasus yang saya angkat tentang konflik di dalam sebuah organisasi PSSI (PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA).tentang pengurus yang merangkap sebagai anggota partai politik yang menyebabkan banyak unsur-unsur politik yang masuk dalam persepakbolaan nasional disinyalir sebagai penyebab timbulnya konflik. Sepakbola yang dianggap sebagai lahan basah untuk meningkatkan elektabilitas partai menjadi rebutan dari berbagai partai politik sebagai alat pencitraan di mata rakyat Indonesia.
Lalu ada dualisme kepemimpinan dan dualisme kompetisi yang menyebabkan konflik berkepanjangan selama 2 tahun . teori yang saya angkat untuk memperkuat contoh kasus saya adalah teori kepemimpinan dan teori konflik.kepemimpinan dalam tubuh organisasi pssi yang masih carut marut menyebabkan tidak adanya kemajuan di persepakbolaan di indonesia

KEPEMIMPINAN
Ciri-ciri seorang pemimpin yang berhasil
Mula –mula terdapat pandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan maksudnya yang dapat menjadi pemimpin hanya orang-orang tertentu saja , yang mempunyai bakat untuk memimpin . efektifitas kepemimpinan dianggap oleh kepribadian pemimpin . pemimpin mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada pengikutnya . ia mempunyai ciri-ciri yang tidak dipunyai pengikutnya.
MARAT (1982) mengutip carter, yang menemukan ciri-ciri perilaku pemimpin yang berhasil dari penelitian yang dilakukan pada angkatan darat amerika serikat, sebagai berikut :
1.      Performing professional and technikal spesiality
2.      Knowing subordinates and showing consideration for them
3.      Keeping channels of communication open
4.      Accepting personal responsibility and setting an example
5.      Imitating and directing action
6.      Training men as a team
7.      Making decisions
Di indonesia kita kenal sebelas ciri pribadi yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin , yang dianut oleh TNI ANGKATAN DARAT , yaitu :
1.      Takwa
2.      Ing ngarsa sung tuladha
3.      Ing madya mangun karsa
4.      Tut wuri handayani
5.      Waspada purba wisesa
6.      Ambeg para maarta
7.      Prasaja
8.      Satya
9.      Gemi nastiti
10.  Bekala
11.  Legawa
Ciri-ciri pribadi tersebut lebih berfungsi sebagai prinsip-prinsip yang harus diusahakan untuk dijalankan , sehingga mempunyai makna sebagai pedoman yang sifatnya normatif.
A.    CIRI-CIRI PEMIMPIN DARI BIDANG MANAJEMAN FUNGSIONAL
Dalam perusahaan dapat kita temukan berbagai macam jabatan manajer yang dapat dibedakan secara mendatar dan tegak . kita temukan misalnya jabatan-jabatan manajer dibidang produksi , perawatan , keuangan , pemasaran , penjualan , dan personalia. Di setiap bidang manajemen pada tingkat tinggi , madya dan pertama.
Berdasarkan tugas-tugas dan wewenangnya , jabatan –jabatan manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis kelompok jabatan , sesuai dengan bidang manajemen fungsionalnya. Kelompok jabatan manajemen yang berbeda-beda menuntut kelompok ciri-ciri pribadi yang berbeda –beda pula.
B.     CIRI-CIRI PEMIMPIN PADA TINGKAT ORGANISASI YANG BERBEDA
Ghiselli  (1971) menemukan sembilan ciri-ciri pribadi, yang ia namakan bakat manajerial , yang memainkan peranan yang penting dalam keberhasilan seorang manajer, ciri-ciri tersebut, menurut urutan kepentingan , ialah : supervisiory ability , the need for occupational achievement , the need for self-actualization, intelligence , self –assurance, decisiveness , the lack of the nedd for security , the lack of working class affinity , initiative .
Makin tinggi tingkat jabatan manajer , makin “tinggi” ciri-ciri pribadi tersebut dimiliki oleh para manajer . para manajer yang berhasil memiliki ciri-ciri tersebut dalam derajat yang lebih tinggi juga daripada para manajer yang kurang berhasil.
C.     CIRI-CIRI MANAJER PUNCAK YANG BERHASIL
Bennis dan nanus (1985) menemukan dalam penelitian mereka terhadap 90 pemimpin (semuanya adalah manajer puncak= chief executive officers) yang berhasil empat macam keterampilan dalam menangani manusia , yang mereka namakan :
1.      Attention thought vision
2.      Meaning thought communication
3.      Trust thought positioning
4.      The deployment of self throught positive self-regard and throught the wallenda factor
Para manajer puncak berorientasi pragmatis , mereka memimpin organisasi sesuai dengan apa yang mereka pikir paling baik. Kecenderungan umum masa kini ialah memimpin dan memanajemeni berdasarkan pengalaman dan praktek dan tidak berdasarkan konsep –konsep teoretis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tampaknya :
a.       Ada ciri pribadi yang secara umum diperlukan oleh setiap jabatan manajemen dengan derajat kualitas yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan manajemen.
b.      Ada sekelompok ciri pribadi yang menentukan keberhasilan seorang manajer puncak.
c.       Setiap bidang manajemen fungsional (misalnya manajemen bidang keuangan , manajemen bidang produksi , manajemen bidang pemasaran , manjemen bidang sumber daya manusia ) memerlukan seperangkat ciri pribadi yang khas , sesuai untuk dapat berhasil dalam kepemimpinannya .
PERILAKU PEMIMPIN YANG EFEKTIF-GAYA MANAJEMEN
Ciri-ciri pribadi pemimpin yang efektif melalui penelitian ditemukan adanya beberapa kelompok perilaku pemimpin yang dalam kombinasinya mengarah ke kepemimpinan yang berhasil .dalam kombinasinya yang lain kelompok perilaku pemimpin justru mengarah ke kepemimpinan yang kurang efektif. Terbukti bahwa tidak ada satu pun gaya manajemen yang efektif untuk setiap situasi kepemimpinan / manajemen.corak masalah yang dihadapi manajer menentukan gaya manajemennya dalam mengatasi masalah dan pengambilan keputusan.
CORAK INTERAKSI PEMIMPIN DENGAN BAWAHANNYA
Hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya, hubungan antara manajer dengan bawahannya , merupakan hubungan saling ketergantungan yang pada umumnya tidak seimbang. Bawahan pada umumnya merasa lebih tergantung kepada pimpinan daripada sebaliknya . corak interaksinya inilah yang menentukan derajat keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya. Teori kepemimpinan yang berkaitan dengan ini yang akan dijelaskan dalam sub bab ini, yaitu teori kepemimpinan transaksional dan transformasional yang dikembangkan oleh bass dan avolio (1994). Pada kepemimpinan transaksional dan transformasional pemimpin berupaya mengubah bawahannya agar mau bekerja lebih keras mencapai prestasi yang lebih tinggi dan bermutu.
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Interaksi antara pemimpin dan pengikutnya , manajer dengan bawahannya ditandai oleh pengaruh pemimpin/manajer untuk mengubah perilaku pengikutnya/bawahannya menjadi seseorang yang merasa mampu da bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Pemimpin mengubah bawahannya , sehingga tujuan kelompok kerjanya dapat dicapai bersama.
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Dalam bentuk kepemimpinan ini pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi  . bass dan avolio (1994) membahas empat macam transaksi  , yaitu :
1.      Contingen reward
2.      Managemen by exception-active
3.      Managemen by exception-passive
4.      Laisesez-faire
Dari keempat ciri kepemimpinan transaksional diatas dapat disimpulkan adanya derajat kepercayaan dari atasan/ pemimpin terhadap bawahannya yang berbeda-beda.
KONFLIK
Ada berbagai definisi yang di ungkapkan oleh para ahli tentang konflik. Diantaranya yang diungkapkan putman & pool (sujak , 1987: 150) , konflik didefinisikan sebagai interaksi antara individu , kelompokatau organisasi yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan , dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan mereka .
Selanjutnya mullins (1993) mendefinisikan bahwa konflik merupakan kondisi terjadinya ketidaksesuaian tujuan dan munculnya berbagai pertentangan perilaku , baik yang ada dalam diri individu, kelompok maupun organisasi .konflik dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur  , yaitu : 1) konflik antara individu dengan dirinya sendiri , dan 2) konflik antara individu dengan lingkungan organisasi .
1.      KONFLIK ANTARA INDIVIDU DENGAN DIRINYA SENDIRI
Konflik antara individu dengan dirinya sendiri ini akan muncul ketika individu merasa bahwa dalam dirinya sendiri mengalami :
a.       Adanya suatu pertentangan antara perasaan-perasaan senang dan frustasi , gagal dan berhasil , berharap dan putus asa.munculnya perasaan-perasaan tersebut karena adanya kepentingan atau kekuatan yang bergerak kee arah tertentu dalam waktu yang bersamaan.
b.      Adanya dua gagasan/lebih yang berupa pertentangan , gerakan hati (impuls) , saling berlawanan dan terjadi ketegangan emosi akibatnya muncul perasaan yang tidak menyenangkan, stres , dan dapat mempengaruhi perilaku individu secara kognitif  , afektif perasaan –perasaan negatif seperti kemarahan /kegusaran , ketakutan /kecemasan , bersalah /malu, sedih, cemburu/iri hati , dan menjijikkan / muak , kognitif, dan psikomotorik .
c.       Adanya suatu perjuangan antara keinginan dan pertentangan yang ada dalam diri individu berupa pertentangan psikis seperti merasa frustasi , stres, dan berusaha untuk melawannya. Situasi ini dapaqt disebabkan oleh adanya pikiran-pikiran , gagasan, tindakan-tindakan , cita-cita , tujuan yang berlawanan atau peran-peran yang bertentangan sehingga dapat mempengaruhi perilaku individu .
2.      KONFLIK ANTARA INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN DALAM ORGANISASI
Konflik antara individu dengan lingkungan dalam organisasi ini muncul ketika individu merasa mengalami :
a.       Perilaku antagonis yang menyakut perilaku lahiriah antara dia dengan orang lain yang berupa tindakan-tindakan seperti merusak dan memperbaiki , antara menekan dan menetralisasi , acuh tak acuh dan mengacuhkan, menyendiri, dan bersosialisasi . dia mencoba untuk memberi tekanan kepada staf yang tidak disenanginya ketika membuat kesalahan tetapi bagi staf yang lain yang melakukan kesalahan , malahan dia mencoba untuk menetralisasi kesalahan staf tersebut.
b.      Adanya tarik-menarik antara kepentingan diri sendiri dengan kepentingan orang lain, seperti memperoleh kesempatan dan menduduki jabatan dan merugikan orang lain , memperluas wilayah pemasaran dan merugikan bagian pemasaran yang lainnya.
c.       Adanya ketidakcocokkan antara kepentingan diri sendiri dengan kepentingan orang / kelompok lain yang mempunyai tujuan yang sama.
 BENTUK-BENTUK KONFLIK
1.      Konflik dalam diri individu
Munculnya konflik yang ada dalam diri individu mempunyai kecenderungan berkaitan dengan a) tujuan yang hendak dicapai , b) pertentangan dalam peran yang dimainkan .
a.       Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
Pertentangan dapat terjadi ketika tujuan yang hendak dicapai saling berimbang kekuatannya. Pertentangan tersebut dapat memiliki bentuk positif maupun bentuk negatif , secara hingga terjadi persaingan dua atau lebih kepentingan dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya .
Ada tiga bentuk konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1.      Konflik mendekat –mendekat
Konflik ini muncul ketika individu didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih . tetapi , tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lainnya.
2.      Konflik mendekat –menghindar
Individu yang mengalami konflik ini didorong untuk melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan penghindaran terhadap persoalan –persoalan tersebut .
3.       Konflik menghindar
Individu didorong untuk menghindar dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan –tujuan yang dicapainya saling terpisah satu sama lain .
KONFLIK ANTAR PRIBADI
Konflik antar pribadi adalah suatu konflik yang mempunyai kemungkinan lebih sering muncul dalam kaitannya antar individu dengan individu yang ada dalam suatu organisasi. Beberapa faktor tersebut adalah adanya kesalahan dalam persepsi , kesalahan berpendapat , kesalahan dalam memahami , kesalahan dalam berkomunikasi , perbedaan tujuan  , perbedaan nilai –nilai  , latar belakang budaya , sosial –ekonomi , dan sifat-sifat pribadi antara karyawan dengan karyawan , antara atasan dengan bawahan  , antar atasan dengan atasan atau antar kelompok dalam organisasi

Comments