Model Pembelajaran Problem Based Learning



a.    Konsep Problem Based Learning
Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBL sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.” Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan PBL sebagai
“…Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a structured problem which mirrors real-world problems".
Jadi, PBL adalah suatu pendekatan peng mengmbelajaran yang mengguanakan maslah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kririt dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran.
Landasan teori PBL adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa mahasiswa akan menyusun pengetahuan degan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimlikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesame individu. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dati transfer informasi fasilitator mahasiswa ke prose konstruksi pengetahuan yang sifatnya social dan individual. Menurut paham kosntruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.
PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman sebagaiamana anantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar untuk pembelajaran.
b.    Karakteristik PBL (Problem Based Learning)
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBL, yaitu :
1.    Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2.    Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3.    New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4.    Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBL dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
5.    Teachers act as facilitators.
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.
c.    Kelebihan PBL
1.    Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2.    Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
3.    Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4.    Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5.     Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.
6.    Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7.     Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8.    Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
d.    Kelemahan PBL
1.    PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah .
2.    Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas .
3.    PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah.
4.    PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBL berfokus pada masalah bukan konten materi
5.    Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik.
6.    Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
e.    Langkah-langkah Operasional
1.    Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)
2.    Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut.
3.    Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
4.    Mendefinisikan masalah
5.    Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
6.    Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
7.    Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
8.    Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
9.    Siswa kembali kepada kelompok PBL semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.
10.  Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
11.  Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok. Sementara itu Yongwu Miao et.al. membut model Protokol PBL yang disajikan dalam ilustrasi berikut.
f.     Penilaian
National Research Council (NRC) (dalam Waters and McCracken, -) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian dalam PBL, yaitu yang berkaitan dengan konten, proses pembelajaran, dan kesamaan. Lebih jelasnaya sebagai berikut.
(1)  Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa
(2)  Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses pembelajaran
(3)  Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa untuk belajar
Oleh karena itu, menurut Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus dapat :
(1)  Menyajikan situasi secara otentik
(2)  Menyajikan data secara berulang-ulang
(3)  Memberikan peluang pada siswa untuk dapat mengevaluasi dan merefleksi pemahaman dan kemampuannya sendiri
(4)  Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian dalam PBL tidak hanya kepada hasil aakhir tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian proses. Penilaian ini bisa didasarkan pada jenis penilaian otentik (autentic assessment) dimana penilaian difokuskan terhap proses belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam proses PBL tidak pasif tetapi harus aktif dalam memantau kegiatan siswa serta mengontrol agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sementar itu, untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar yang telah diperoleh siswa, guru pun perlu untuk mengadakan tes secara individual. Jadi penialaian dilakukan secara kelompok juga individual.

untuk file lengkap Makalah model pembelajaran bisa download di sini 
Model  Pembelajaran Discovery Learning
Model Pembelajaran Project Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Inquiry Learning

Comments