Bagi saya, kepribadian adalah seperti hutan Afrika tanpa batas.
Dalam
kerangka kerja yang ia sebut sebagai sistem personologi, Henry
Murray telah merancang suatu pendekatan terhadap kepribadian secara eclectic
maupun orisinil. Di dalamnya terkandung bagian dan cerminan modifikasi dari
teori Freud tetapi juga konsep dan metode orisinil, yang digambarkan bersama
secara efektif sehingga dapat menjadikan stimuli bagi yang lainnya dalam bidang
kepribadian.
Rumusannya
merupakan bagian dari dan sekaligus merupakan pengembangan
pengalaman-pengalamannya sendiri dalam biokimia dan pengobatan, dalam
penelitian dan pelatihan psikoanalisis, dan dalam studi mendalamnya tentang
kesusastraan, khususnya terhadap tulisan Herman Melville. Sebagai hasilnya,
teorinya termasuk dalam kenirsadaran dan juga kesadaran, kisah masa lalu maupun
masa depan, dan pengaruh fisiologis maupun sosiologis.
Sistem
tersebut menekankan pada fungsi fisiologis yang mengatur dan mengarahkan
kepribadian. Sebagai pusat kepribadian, otak mempunyai fungsi untuk membawa
kesatuan dan keterpaduan terhadap tingkah laku. Perhatian Murray terhadap
fisiologi juga terbukti lewat minatnya (berbagi bersama Freud, iantaranya)
terhadap peredaan tegangan sebagai kekuatan terbesar dalam tingkah laku. Dalam
tingkatan biologis maupun fisiologis, keduanya menyuarakan konsep peredaan
tegangan sebagai hukum utama dari fungsi manusia, meskipun ia memperluas konsep
dasar dan gagasan yang banyak digunakan ini.
Pengaruh
psikoanalisis Freudian dapat terlihat melalui sistem Murray di dalam pentingnya
tenaga kenirsadaran, tingkah laku orang dewasa yang merupakan efek dari
pengalaman masa kecilnya, dan keterpaduan idenya tentang id, ego, dan superego.
Bagaimanapun juga, ketika jejak Freud telah jelas sekalipun, sama jelasnya bagi
Murray yang memberikan interpretasi unik terhadap fenomena fisiologis ini.
Malahan, perbedaannya dengan psikoanalisis klasik sangat besar sehingga
sistemnya harus diklasifikasikan dengan neo-Freuian daripada dengan Freud.
Barangkali
kedua hal yang dapat dikenali dari sistemnya ini merupakan pendekatan yang
sangat rumit terhadap kebutuhan manusia dan sumber data dalam membangun
teorinya. Keputusannya yang berhati-hati dalam membuat daftar kebutuhan
manusia, yang spesifik dan terdiferensiasi, telah dipakai dalam skala besar
pada penelitian, dalam pengukuran atau penilaian kepribadian, dan dalam
tindakan klinis. Sebagai sumber untuk datanya, Murray tidak seperti
teoritis-teoritis yang telah dibahas sejauh ini, tidak banyak mempelajari
pasien di bawah pengobatan psikoterapi yang dianggap sebagai individu normal
(mahasiswa di Harvard). Juga, kebanyakan datanya diperoleh dari apa yang bisa
kita simpulkan sebagai suatu prosedur pembuktian dalam praktik laboratorium
daripada dari kasus-kasus orang-orang yang menderita (atau menikmati) neurosis.
Dikarenakan
hubungannya yang panjang dengan universitas ternama yang besar (daripada klinik
yang relatif terisolasi atau praktik pribadi), dan dikarenakan beberapa
ketertarikan kualitas manusia dan dari sistemnya, Murray mengumpulkan dan
melatih kelompok besar psikolog, kebanyakan dari mereka telah mendapat
pengakuan bagi keyakinan mereka sendiri dan yang telah membawa setidaknya
sedikit ajarannya. Perluasan dan pengikutsertaan dalam pekerjaannya merupakan
suatu kepuasan yang sering disangkal para teoris lain.
Kehidupan
Murray (1893 - )
Tidaksatupun,
kemiskinan maupun orangtua yang neurotik, menandai masa kanak-kanak Henry
Murray. Bagaimanapun juga, tetap ada bagian dari, berdasarkan Adlerian sebagai
pengganti dari cacat jasmani, suatu kepekaan yang supernormal terhadap
penderitaan orang lain, dan suatu petunjuk tentang penolakan dari ibunya untuk
memastikan bahwa masa kanak-kanaknya benar-benar tidak menjemukan.
Meskipun
banyak aspek yang menarik dari masa kanak-kanaknya dan kepribadiannya, sulit
untuk menghubungkan teori Murray dengan dirinya sendiri. Entah tidak ada
hubungan dalam kasus ini, atau Murray belum menceritakan secara cukup tentang
dirinya sendiri untuk mengizinkan kita memperkirakan hubungan tersebut. Seperti
yang telah disebutkan, Murray mendasarkan teorinya pada penelitian laboratorium
dan bukan pada kasus histori pasien. Jadi, sangat mungkin bagi ia untuk
melakukan pendekatan terhadap studi kepribadian sebagai proyek ilmiah,
dibandingkan dengan usaha untuk mengerti masalah-masalah emosional atau
kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri. Ketika Murray menjalani psikoanalisis
sebagai orang dewasa, sebagai bagian dari latihannya, analisnya tidak bisa
menemukan kesalahan apapun pada dirinya.
Dalam
tingkatan apapun, Murray bisa dipastikan lahir dalam keadaan berlimpah
kekayaan. Ia menghabiskan masa kecilnya di rumah di kota New York yang sekarang
menjadi bangunan Rockefeller Center. Musim kemaraunya dihabiskan di pantai Long
Island. Ketika masih kecil ia ikut serta orang tuanya menjalani 4 kali
perjalanan panjang ke Eropa.
Bagi
Adlerian, ingatan pertama Murray adalah sesuatu yang menarik. Ia menyebutnya ”the
marrow-of-my-being memory”. Kira-kira di usianya yang keempat, ia
memperhatikan suatu lukisan ratu bermuka sedih duduk di sebelah anak lelakinya
yang sama bermuka sedihnya. Ibunya mengatakan kepadanya bahwa “kemungkinan
menghadapi kematianlah yang membuat mereka terlihat sedih”. (Ini merupakan
jenis gambar yang sama suramnya dengan gambar yang kemuian dipakai dalam Thematic
Apperception Test-nya yang terkenal).
Murray
menafsirkan ingatan tersebut sebagai pemutusan ikatan emosional antara dirinya
dengan ibunya, karena ibunya berhenti menyusui ketika ia masih berusia 2 bulan,
dan karena ibunya lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakak perempuan dan
kakak lelakinya. Jadi, Murray ditinggalkan dengan apa yang ia sebut sebagai
kasih sayang ibu yang “terbatas, porsi terbaik ketiga”.
Juga pada
masa mudanya, ia menjadi sangat peka terhadap masalah-masalah emosional dan
penderitaan orang lain, dikarenakan ia mendapati kedua tantenya neurotik, yang
satu adalah seorang yang histeris sedangkan yang lainnya menderita depresi
berat.
Sebagai anak,
Murray menderita internal strabismus (mata juling). Pada usianya yang
ke-9, di ruang makan rumahnya, ia dioperasi untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Sebagai hasilnya, ia tidak lagi menderita internal strabismus; tetapi
menjadi eksternal strabismus, berterima kasih pada kesalahan sang ahli
bedah, dan Murray ditinggalkan tanpa mempunyai penglihatan stereokopis. Setelah
operasinya, tidak perduli betapa kerasnya ia berusaha, ia tidak pernah bisa
bermain baik dalam permainan tenis, kasti, atau permainan sejenisnya,
dikarenakan ia tidak bisa memfokuskan kedua matanya pada bola. Itu adalah saat
dimana ketika ia mulai menjadi gagap. Ia tetap tidak menyadari akan cacat
penglihatannya sampai ketika di sekolah kedokteran, ketika seorang dokter
menanyakan padanya apakah ia mempunyai masalah dalam bermain ketika ia masih
kecil.
Kedua
kecacatannya – gagap dan ketidakmampuannya dalam bidang olahraga – menciptakan
suatu kebutuhan untuk mengkompensasinya. Ketika ia bermain sepakbola, ia hanya
bisa menjadi pemain gelandang belakang (dan ia tidak pernah gagap ketika
memberikan kode); ia juga mengambil kelas tinju di sekolahnya.
Setelah
lulus dari sekolah Groton, Murray masuk ke Harvard. Ia mengambil jurusan
sejarah dan mendapat nilai yang sedang-sedang saja dikarenakan ia meluangkan
kebanyakan waktunya pada bidang atletik. Karirnya kemudian diwarnai oleh
perjalanan yang berliku-liku oleh studi tentang kepribadian. Pada tahun 1919,
ia lulus dari Columbia University Medical School dengan nilai tertinggi di
kelasnya. Sejalan dengan itu, ia memperoleh gelar M.A, di bidang biologi dari
Columbia, dan kemudian mengajar fisiologi untuk waktu jangka pendek di Harvard.
Setelah
menjalani 2 tahun tugas sebagai seorang dokter yang dilatih untuk ilmu bedah di
rumah sakit New York, ia kemudian memimpin penelitian biokimia di bidang
embriologi di Rockefeller Institute selama 2 tahun. Kemudian ia melanjutkan
studinya di Inggris dan di tahun 1927 ia mendapat gelar Ph.d di bidang biokimia
dari Cambridge University.
Bagaimana,
kita dapat membayangkannya secara jelas, perjalanan panjang dan rumit ini
membawa pada ilmu psikologi, terutama ketika ia tidak menyukai beberapa
pelajaran psikologi yang diambilnya di bangku kuliah dan sekolah kedokteran?
Malahan, pada pertemuan kedua dalam pelajaran psikologi pertamanya, ia sudah
memulai “mencari jalan keluar terdekat”.
Kepekaan
Murray terhadap penderitaan orang lain telah disebutkan sebelumnya. Hal ini
dikuatkan, selama tugasnya sebagai dokter ahli bedah, ketika ia memulai
penelitian untuk faktor psikogenik pada latar belakang pasiennya. Kemudian,
pada tahun 1923, ia banyak terpengaruh dari buku Jung, Psychological Types.
Pada tahun 1927, ia menghabiskan waktunya selama 3 minggu di rumah Jung di
Switzerland. Mereka menghabiskan waktunya bersama-sama dan Murray menulis, “kesempatan
besar dalam dunia yang mengagumkan telah terbuka lebar … Saya telah mengalami
kenirsadaran tersebut”.
Setelah
beberapa tahun di Rockefeller Institute, Murray, pada tahun 1927, ditawari
penawaran oleh seorang psikolog di Morton Prince menjadi seorang asisten dalam
mendirikan klinik psikologi Harvard, yang sengaja didirikan untuk mempelajari
kepribadian. Sebagai bagian dari pelatihannya, Murray menjalani psikoanalisis,
dan dilaporkan bahwa seorang analisnya menjadi bosan karena sifat phlegmatic
bawaannya dari masa kecilnya dan kekurangannya yang kompleks.
Di akhir
tahun 1930an, Murray mengembangkan tes populer Thematic Apperception Test,
salah satu yang digunakan luas bagi pengukuran proyektif dari kepribadian dalam
lingkungan penelitian maupun pelatihan. Selama perang dunia ke-2, ia bergabung
dengan angkatan darat dan menjadi Director of the Assessment for the Office
of the Strategic Services, menyaring kandidat-kandidat untuk melakukan
tugas yang berbahaya bagi organisasi “cloak-and-dagger”. Sebagai
tambahan, kira-kira selama 25 tahun Murray membedah isi buku dari
pengarang Herman Melville, dan pada tahun 1951 ia mempublikasikan hasil
analisisnya tentang makna psikologikal dari novel Moby Dick.
Murray
tinggal di Harvard sampai ia pensiun pada tahun 1962, memimpin penelitian,
merumuskan teori kepribadian, dan melatih sejumlah psikolog, beberapa dari
mereka menerima penghargaan dalam mempelajari kepribadian. Sangat dihargai dan
dikenal dalam psikologi sekarang ini, Murray telah dianugerahi Gold Medal
Award oleh American Psychological Foundation dan Distinguished
Scientific Contribution Award oleh American Psychological Association.
Sifat Dasar
Kepribadian
Murray
sangat berhati-hati menunjuk teorinya tentang personologi
(istilahnya untuk studi kepribadian) adalah bersifat sementara (tentatif), yang
tidak diharapkan menjadi akhir, dan mencakup-semua rumusan. Personologi,
menurut pendapatnya, sangat kompleks dan tergolong baru untuk dipahami melalui
tingkat pemahaman kita. Agaknya, ia melihat pekerjaannya secara teoritis dan
empiris sebagai “persiapan bagi peningkatan sistem yang komprehensif”. Namun
demikian, terdapat beberapa prinsip dasar yang rupanya ia lihat sebagai bahan
dasar yang kuat bagi peningkatan sistemnya.
Prinsip
utama dalam semua pekerjaannya adalah komitmen yang pasti bagi gagasan bahwa proses
psikologis bergantung pada proses fisiologis. Komentarnya yang tajam “tidak
punya otak, tidak punya kepribadian”, menyimpulkan pandangan ini secara baik.
Kepribadian berakar dalam otak, yang adalah, fisiologi otak individu
mengendalikan dan memerintah kepribadian. Sebagai contoh sederhana, struk atau
beberapa jenis obat dapat mengubah fungsi otak, dan juga kepribadian.
Semua hal
yang mempengaruhi kepribadian berada dalam otak – pusat perasaan, ingatan sadar
dan nirsadar, keyakinan, sikap, rasa takut, dan nilai-nilai. Pusat, dengan
demikian, dari setiap aspek kepribadian adalah otak. Sangat penting bagi Murray
untuk mempertimbangkan proses pengontrolan otak ini sehingga ia menyebutnya
sebagai regnant atau proses pengaturan.
Prinsip
dasar kedua dari sistem Murray – ia sebut sebagai ”prinsip mencakup-semua” —
melibatkan kepentingan untuk merubah tingkatan ”need-induced tension”
bagi organisme. Teoritis lain, seperti yan telah kita lihat, juga menyuarakan
gagasan tentang peredaan tegangan, tetapi Murray melangkah lebih jauh dalam
rumusannya. Adalah benar, menurut pendapatnya, bahwa orang-orang mencoba untuk
meredakan tegangan, baik secara fisiologis maupun psikologis bawaan. Bagaimanapun
juga, Murray percaya bahwa bukanlah keadaan bebas-tegangan penuh yang kita
usahakan capai. Proses dari meredakan tegangan inilah yang memuaskan, bukannya
kondisi yang tanpa tegangan.
Malahan,
keadaan bebas tegangan merupakan sumber distres hebat, menurut pandangan
Murray. Manusia memiliki kebutuhan yang konstan untuk merasakan kegembiraan,
aktifitas, kemajuan, pergerakan, dan semangat – dimana semuanya lebih
melibatkan peningkatan daripada penurunan tegangan. Jadi, kita membangkitkan
tegangan dalam rangka memperoleh kepuasan ketika meredakannya. Lagi-lagi,
tindakan mengurangi teganganlah yang bisa lebih memberi kepuasan; Murray
percaya bahwa keadaan ideal seseorang adalah selalu mempunyai tingkatan
tegangan tertentu untuk diredakan.
Prinsip dasar
ketiga dari sistem Murray adalah sifat bawaan longitudinal dari
kepribadian. Kepribadian selalu berkembang dari waktu ke waktu. ”Riwayat dari
organisme adalah organisme”. Kepribadian, dalam pengertiannya, dibangun dari
semua kejadian hidup yang terjadi melalui pelajaran-pelajaran dalam kehidupan
individual. Oleh karena itu, mempelajari peristiwa masa lalu adalah suatu
kepentingan utama dalam kepribadian, dan dalam rangka mempelajari peristiwa
itu, Murray mengajukan gagasan tentang serial dan prosiding. Hal-hal
tersebut, pada intinya, merupakan unit-unit dari data yang digunakan oleh para
personologis dan akan didiskusikan pada bagian “teknik-teknik inquiry”
dalam bab ini.
Ada
elemen-elemen dan prinsip-prinsip tambahan dalam pandangan Murray tentang sifat
dasar kepribadian. Kepribadian selamanya mengalami perubahan dan kemajuan,
tidak statis atau tetap; sehingga, tidak benar-benar dapat digambarkan. Sesuatu
yang ada dalam keadaan konstan untuk berubah terus-menerus tidak dapat menjadi
acuan secara cukup untuk sebuah penjelasan.
- Murray juga berfokus pada
keunikan kepribadian dari masing-masing individu, meskipun demikian dapat
dikenali ada beberapa persamaan dari kesemua kepribadian itu. Seperti yang
ia lihat, manusia individual sama seperti setiap orang lain, sama seperti
beberapa orang lain, dan tidak sama seperti orang lain.
Bagian-bagian
dari Kepribadian
Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, sistem Murray setidaknya merupakan sedikit bagian
dari Freud. Pelatihan analitik Murray dipimpin sejalan dengan garis Freudian,
dan analisis pribadinya dipimpin oleh aliran ortodok Freudian. Jejak Freud
dapat dilihat secara jelas lewat formulasi Murray, tetapi ia merubah beberapa
pengajaran Freud dalam rangka menjadikan hal tersebut sebagai suatu pandangan
menurut dirinya sendiri.
Ketika
berurusan dengan pembagian-pembagian dasar (istilah yang ia gunakan untuk
menempati kata struktur) dari kepribadian, Murray menggunakan istilah
id, superego, dan ego Freudian, tetapi konsepnya tidak sama dengan apa yang ada
di dalam pikiran Freud.
Id
Seperti
Freud, Murray mempercayai bahwa id merupakan tempat penyimpanan yang aman bagi
semua kecenderungan impulsif. Seperti misalnya, id menyediakan energi untuk dan
mengarahkan tingkah laku. Jadi, pada dasarnya id berpusat pada dorongan motivasi
dari kepribadian.
Konsep
Murray tentang id adalah bahwa id mengandung semua hal primitif, amoral, dan
dorongan nafsu seperti yang digambarkan Freud tetapi juga mengandung dorongan
bawaan lahir yang masyarakat putuskan untuk menerimanya dan bahkan menginginkannya.
Disini kita dapat melihat bayangan pengaruh pandangan Jung, yang mempunyai
kedua aspek, baik dan buruk. Sebagai contoh, id mengandung kecenderungan untuk
berempati, meniru dan mengidentifikasi, bentuk cinta terhadap orang lain
daripada hawa nafsu, dan kecenderungan untuk menguasai suatu lingkungan.
Sebenarnya
semua aspek dari kepribadian – apa yang masyarakat sebut sebagai sesuatu yang
baik seperti juga sebagai sesuatu yang jahat – muncul dari id, yang merupakan
penyedia semua energi, emosi, dan kebutuhan bagi individual. Murray juga
menyatakan bahwa kekuatan atau intensitas dari id berbeda-beda antara individu
yang satu dengan individu yang lain. Jadi, seseorang bisa terlihat memiliki
kadar semangat yang lebih besar dan hasrat dan emosi yang besar daripada yang
lainnya. Maka dari itu, masalah dalam mengontrol dan mengarahkan dorongan id
tidak sama bagi semua orang; beberapa orang memiliki energi id yang lebih besar
untuk mengatasinya.
Superego
Murray
menempatkan stres yang besar dalam kekuatan yang dapat mempengaruhi lingkungan
sosial, yang biasanya disebut sebagai budaya, dalam kepribadian. Sependapat
dengan Freud, ia mengartikan superego sebagai proses internalisasi nilai-nilai
budaya, norma-norma, dan lainnya, yang mengatur individu untuk mengevaluasi dan
menilai tingkah laku dirinya sendiri dan juga orang lain. Bentuk dan hakekat
dari superego pada anak-anak ditentukan oleh orang tua dan figur-figur penting
lainnya pada usia dini, seperti yang dikatakan Freud.
Bagaimanapun
juga, Murray merasa bahwa faktor-faktor lain juga membentuk superego. Termasuk
di dalamnya yaitu teman sebaya dan bahan bacaan dan mitologi budaya. Ia
kemudian juga melihat adanya pengaruh yang melampaui pengalaman masa kecil
tersebut. Superego, oleh karena itu, tidak secara kaku terbentuk pada usia 5
tahun. Tetapi, terus berkembang dalam kehidupan, mencerminkan kebesaran
kompleksitas dan kerumitan pengalaman yang dialami seseorang sejalan dengan
pertumbuhannya.
Oleh karena,
dalam konsep Murray, id mengandung dorongan baik sekaligus buruk – beberapa
tidak perlu ditahan – superego tidak secara konstan bertentangan dengan id,
seperti dalam pandangan Freud. Memang benar bahwa superego harus mencoba untuk
mencegah dorongan id yang tidak baik (tidak diterima secara sosial), tetapi
juga berfungsi untuk menentukan kapan, dimana, dan bagaimana suatu kebutuhan
yang dapat diterima harus diekspresikan dan objek lingkungan mana yang paling
bisa menerimanya.
Selagi
superego berkembang, begitu juga halnya dengan ego-ideal. Ego-ideal ini
membantu individu menetapkan tujuan jangka panjang untuk melakukan usaha keras.
Ego-ideal merupakan ”gambaran seseorang ’dalam masa depan terbaiknya’”. Ideal
ini sendiri mengandung ambisi dan aspirasi individu. Ini bisa saja sejalan
dengan nilai-nilai dari superego atau bahkan bisa bertentangan. Dalam kasus
selanjutnya, seseorang bisa saja menginginkan kesempurnaan bagi jenis tingkah
laku yang melanggar norma budaya yang telah diinternalisasi, seperti
ditunjukkan oleh seseorang yang berambisi menjadi ahli kriminal.
Ego
Ego
merupakan pengatur rasionalitas dari kepribadian, dimana, dalam pandangan
Freud, mencoba untuk mengubah atau menunda dorongan id yang tidak dapat
diterima. Bagaimanapun juga, Murray mempertimbangkan ego melakukan lebih banyak
hal daripada sekedar menjadi ”polisi” kepribadian. Dalam perannya sebagai
pengatur utama seluruh tingkah laku, ego juga secara sadar menentukan dan
berhasrat mengarahkan pada tingkah laku yang positif.
Ego dianggap
sebagai penentu yang lebih berperan aktif dalam menentukan tingkah laku
dibandingkan dengan apa yang telah disetujui Freud. Bukan hanya sebagai
pembantu id, ego mengarahkan dan merencanakan secara sadar suatu tindakan;
mencari dan membuat kesempatan untuk menciptakan kepuasan sebagai hasil dari
memuaskan dorongan id positif. Ego merupakan pemilihan ”saya” secara spontan
dari kepribadian dan mengikutsertakan intelektual dan kemampuan perseptual dari
individu. Fungsi ego, bukan hanya untuk menahan kesenangan id tetapi juga untuk
membantu perkembangan dan menghasilkan kesenangan melalui pengaturan dan
pengarahan tindakan dari dorongan id yang dapat diterima.
Ego
merupakan penengah antara id dan superego. Misalnya, ego bisa mendukung satu
lebih dari yang lainnya. Sebagai contoh, apabila ego lebih mendukung id daripada
superego, maka akan mengarahkan kepribadian terhadap kehidupan yang penuh
dengan kejahatan. Ego bisa, tentu saja, menyatukan kedua aspek dari kepribadian
sehingga apa yang seseorang ingin lakukan (id) harmonis dengan apa yang
masyarakat terima sebagai sesuatu yang harus dilakukan (superego).
Seperti yang
bisa kita lihat, ada kesempatan bagi konflik antara id dan superego dalam
sistem Murray. Ego yang kuat bisa menengahi keduanya secara efektif, tetapi ego
yang lemah dapat menjadikan kepribadian sebagai suatu tempat pertarungan.
Perbedaan mendasar antara Murray dan Freud dalam hal ini adalah Murray tidak
mempercayai bahwa konflik ini tidak dapat terelakkan.
Motivasi
dalam Kepribadian : Kebutuhan
Sumbangan
terpenting Murray dalam teori maupun penelitian bagi kepribadian adalah
konsepnya tentang kebutuhan untuk menjelaskan motivasi dan pengarahan terhadap
tingkah laku. Kerja kerasnya dalam motivasi, yang membentuk dasar atau inti
dari teori kepribadiannya, telah menghasilkan ketelitian dan kemungkinan yang paling
hati-hati dalam menentukan kategori-kategori kebutuhan yang dapat ditemukan
dimanapun dalam psikologi. Sangat penting untuk dicatat bahwa konsep kebutuhan
ini bukan berkembang dari introspeksi dirinya sendiri atau dari studi kasus
pasien yang mengalami tritmen tetapi melalui studi intensif subjek yang normal.
Kebutuhan,
dalam pandangan Murray, merupakan sebuah hipotesis ”suatu kejadian yang
dibayangkan sebagai upaya melaporkan suatu fakta objektif dan subjektif
tertentu”. Ini didasari oleh hal fisiologis, yang di dalamnya terkandung
kekuatan fisiokimia di dalam otak yang mengatur dan mengarahkan semua kemampuan
intelektual dan perseptual dari individu.
Kebutuhan
dapat muncul karena kegiatan internal atau proses seperti rasa lapar atau rasa
haus atau kejadian-kejadian dalam lingkungan. Dari apapun sumbernya, kebutuhan
memunculkan suatu tingkatan tegangan yang berusaha dikurangi oleh organisme
dengan cara memuaskan kebutuhan tersebut. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, kebutuhan menguatkan dan mengarahkan tingkah laku; menggerakkan
tingkah laku ke arah yang tepat untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Penelitian
orisinil Murray, sekarang klasik, mengarahkan pada daftar dari 20 kebutuhan.
Semenjak itu, Murray dan kolega-koleganya dan murid-muridnya menawarkan
beberapa modifikasi, tetapi ke-20 kebutuhan orisinil tersebut masih mewakili
kebutuhan yang terutama dalam sistemnya.
Dominance (n
Dom)
Penguasaan
Untuk
mengontrol lingkungan orang lain. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan tingkah
laku orang lain dengan sugesti, bujukan, persuasi, atau perintah. Meminta
supaya jangan mengerjakan sesuatu, mengendalikan, atau melarang.
Deference (n
Def)
Rasa hormat
Untuk
mengagumi atau mendukung keunggulan orang lain. Untuk memuji, menghormati, atau
memuliakan. Untuk berusaha menyamai atau melebihi yang patut dicontoh. Untuk
menyesuaikan diri dengan adat atau kebiasaan.
Autonomy (n
Auto)
Otonomi
Untuk
melawan paksaan dan pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas dalam bertindak
berdasarkan impuls. Untuk menentang adat atau kebiasaan-kebiasaan. Untuk
menghindari atau terlepas dari kegiatan yang sudah ditentukan oleh kewenangan
yang bersifat menguasai.
Aggression
(n Agg)
Penyerangan
Untuk
mengatasi lawan dengan penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk membalas rasa
sakit atau luka. Untuk melawam secara kuat atau menghukum. Untuk mencela dan
mengumpat dan memfitnah dan untuk meremehkan atau mengejek dan menertawakan
dengan penuh dendam.
Abasement (n
Aba)
Kerendahan
diri
Untuk tunduk
secara pasif kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka, memikul kesalahan,
kritikan, dan hukuman. Untuk menyerah dan mengakui kelemahan, kesalahan,
pelanggaran, atau kekalahan. Untuk mencari dan menikmati kesedihan, hukuman,
kesakitan, dan ketidakberuntungan.
Achievement
(n Ach)
Prestasi
Untuk
menyelesaikan sesuatu yang sulit, mengatasi rintangan, dan mencapai standar
yang tinggi. Untuk bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk menguasai,
menggerakkan, atau mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-ide.
Sentience (n
Sen)
Keharuan
Untuk
mencari dan menikmati kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap pancaindera,
yang menyentuh perasaan.
Exhibition
(n Exh)
Penonjolan
diri
Untuk
membuat suatu kesan. Untuk dilihat dan didengar. Untuk membangkitkan gairah,
dipandang takjub, dikagumi, menghibur, mengejutkan, membangkitkan minat,
menarik perhatian, atau memikat hati.
Play (n
Play)
Bermain
Untuk
melakukan tindakan bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk tertawa
dan membuat lelucon terhadap apapun. Untuk menyediakan waktu luang bagi olahraga,
menari, minum-minum, berpesta, bermain kartu.
Affiliation
(n Aff)
Persatuan,
gabungan
Untuk
menjadikan diri dekat dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain – satu yang
mirip subjeknya atau satu yang menyukai objeknya. Untuk menyenangi dan
mendapati kasih sayang dari keterikatan antara satu dengan yang lain. Untuk
mengikuti dan tetap setia terhadap teman.
Rejection (n
Rej)
Penolakan
Untuk
memisahkan diri dari orang lain yang dipandang negatif. Untuk mengucilkan,
tidak memperdulikan, membuang, atau tetap mengacuhkan kelemahan yang lain.
Succorance
(n Suc)
Membuat
orang iba
Untuk
mendapatkan kepuasan kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain. Untuk selalu
punya pendukung. Untuk dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi, dilindungi,
dituruti kehendaknya, dimaafkan, atau dinasehati.
Nurturance
(n Nur)
Pemeliharaan
Untuk
memberikan rasa simpati dan memuaskan kebutuhan orang lain yang tidak berdaya –
seorang bayi atau objek apapun yang lemah, cacat, lelah, tidak berpengalaman,
terkalahkan, dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau kebingungan mental.
Untuk menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung, menghibur, melindungi,
memberikan rasa nyaman, merawat, atau menyembuhkan.
Inavoidance (n Inf)
Menghindari
rasa hina
Untuk
menghindari penghinaan. Untuk keluar dari situasi yang memalukan atau
menghindari kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan. Untuk menahan diri dalam
bertindak karena takut akan kegagalan.
Defendance
(n Dfd)
Membela diri
Untuk
mempertahankan diri terhadap serangan, kritik, dan celaan. Untuk menyembunyikan
atau membenarkan perbuatan tercela, kesalahan atau penghinaan.
Counteraction
(n Cnt)
Kebutuhan
untuk mengimbangi
Untuk
menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk menghilangkan
penghinaan oleh tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk mengatasi kelemahan,
menekan rasa takut. Untuk mempertahankan harga diri dan kebanggaan diri dalam
standar yang tinggi.
Harmavoidance
(n Harm)
Menghindari
bahaya
Untuk
menghindari rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk melarikan
diri dari situasi yang berbahaya. Untuk melakukan tindakan pencegahan.
Order (n
Ord)
Teratur
Untuk
membuat segala sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan, penyusunan,
pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.
Understanding
(n Und)
Pemahaman
Untuk
menanyakan atau menjawab pertanyaan umum. Untuk mempunyai ketertarikan pada
teori, untuk menganalisis dan menggeneralisasi peristiwa.
Sex (n Sex)
Seks
Untuk
membangun dan meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan hubungan seksual.
Murray tidak
berpendapat bahwa semua kebutuhan tersebut ada pada tiap orang. Ada beberapa
orang yang mungkin mengalami semuanya, setidaknya selama sepanjang hidupnya,
tetapi ada orang lainnya yang tidak pernah mengalami beberapa hal dari
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan ini ada yang mendukung atau sejalan
dengan yang lainnya, tetapi juga ada beberapa kebutuhan yang berlawanan antara
satu dengan yang lainnya. Melalui pengenalan akan hal tersebut, Murray kemudian
menjelaskan bahwa terdapat 5 cara dalam mengelompokkan kebutuhan.
CARA
MENGELOMPOKKAN KEBUTUHAN
Pengelompokkan
pertama dari kebutuhan ialah dikotomi primer (atau viscerogenic)
dan sekunder (atau psychogenic). Kebutuhan primer muncul dari
proses di dalam tubuh dan meliputi kebutuhan untuk kepuasan utama demi
kelangsungan hidup – udara, air, makanan, defekasi (buang air), menghindari
bahaya – begitu juga dengan beberapa kebutuhan yang tidak perlu dipuaskan untuk
mempertahankan hidupnya, seperti seks dan rasa haru.
Kebutuhan
sekunder atau kebutuhan psychogenic muncul secara tidak langsung dari
kebutuhan primer (yang tidak dijelaskan oleh Murray) tetapi tidak berhubungan
atau berasal dari dalam tubuh. Disebut sekunder bukan karena kebutuhan ini
kurang penting bagi organisme tetapi karena kebutuhan tersebut berkembang
setelah kebutuhan primer. Kebutuhan ini memusatkan perhatian pada mental dan
kepuasan emosional dan mencakup kebanyakan dari kebutuhan yang telah disebutkan
sebelumnya, seperti kebutuhan untuk meraih prestasi (n Ach),
menguasai (n Dom), bergabung (n Aff), dan lainnya.
Cara lain
untuk mengelompokkan kebutuhan ialah dalam hal focal dan dengan
diffuse. Pembedaan ini berkaitan dengan sejumlah obyek
yang berguna untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan focal dapat dipuaskan
hanya dengan satu atau yang paling baik sedikit tujuan objek, sementara
kebutuhan diffuse dapat dipuaskan oleh banyak objek.
Pengelompokkan
ketiga ialah ke dalam tipe kebutuhan proaktif dan reaktif. Kebutuhan
reaktif meliputi respon bagi sesuatu yang spesifik dalam lingkungan, di mana
kebutuhan itu hanya muncul ketika objek itu muncul atau terlihat. Menghindari
bahaya, sebagai contoh, muncul hanya apabila objek yang mengancam itu hadir.
Idealnya, ini hanya ada ketika muncul bahaya-bahaya yang harus dihindari.
Kebutuhan
proaktif, di lain pihak, tidak bergantung pada kehadiran objek khusus apa pun
di dalam lingkungan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan spontan yang memanggil
keluar tingkah laku yang seharusnya dilakukan kapan pun dibutuhkan, tidak
bergantung pada lingkungan. Seseorang yang lapar, misalnya, mencari makanan. Ia
tidak perlu menunggu untuk bereaksi apabila ada stimulus yang tepat, seperti
iklan hamburger, diperlihatkan.
Kebutuhan manifest
dan latent merupakan tipe keempat dari pengelompokkan. Kebutuhan manifest
diekspresikan dengan jelas karena masyarakat menerima ekspresi itu dan
terkadang dihargai. Dalam kehidupan bermasyarakat kita, pencapaian suatu
prestasi merupakan kebutuhan; ekspresi tersebut menunjuk pada penerimaan
sosial.
Kebutuhan
lain, bagaimanapun juga, hanya dapat diekspresikan secara samar, di dalam
fantasi atau mimpi atau melalui simbol. Agresi, misalnya, di dalam lingkungan
yang menahan ekspresi tersebut, hanya dapat ditunjukkan secara samar dan tetap
menjadi latent.
Pengelompokkan
kelima meliputi tipe kebutuhan effect, process, dan modal-activity.
Kebutuhan effect mengarah pada atau
menyebabkan suatu efek; yaitu, kebutuhan ini secara langsung dan cepat mengarah
pada suatu objek. Individu dapat mengembangkan suatu kepuasan yang besar
melalui berbagai macam kegiatan yang mengacu pada tingkah laku pemenuhan
kebutuhan-kepuasan. Murray menyebutnya sebagai sheer function pleasure
atau proses kegiatan dan mengartikannya sebagai suatu kesenangan yang diperoleh
dari melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati dengan melakukannya.
Terakhir,
terkadang ada kebutuhan yang berada di atas sheer function pleasure.
Tidak berisi tentang sekedar melakukan sesuatu, sekedar melakukan suatu
tindakan, tetapi ada kesenangan yang muncul untuk melakukannya dengan sangat
amat baik. Tingkah laku sekarang tidak bisa membuat puas ketika dilakukan hanya
sekedarnya; itu harus dilakukan dengan sangat baik. Murray menyebutnya sebagai
kebutuhan modal karena kesenangan muncul dari cara hidup dalam
menunjukkan tingkah laku.
ASPEK
TAMBAHAN DARI KEBUTUHAN
Kebutuhan
juga dapat dibedakan menurut kondisi kepentingannya atau keinginannya dengan
yang mana ada kekuatan emosional dalam melakukan suatu tingkah laku, suatu
karakteristik yang Murray sebut sebagai kebutuhan prepotency. Apabila,
sebagai contoh, kebutuhan terhadap udara dan air tidak terpuaskan, hal tersebut
bisa menjadi kebutuhan yang paling diinginkan dan menjadi tingkah laku yang
mendominasi secara keseluruhan. Pada waktu lainnya, apabila kebutuhan primer
sudah dipuaskan, kebutuhan agresi mungkin menjadi kebutuhan yang terkuat.
Kebutuhan
tertentu, meskipun tidak selalu sama, bisa jadi saling melengkapi, sehingga
dapat dipuaskan oleh satu tingkah laku atau satu set tingkah laku. Sebagai
contoh, dengan mendapatkan popularitas dan kekayaan melalui suatu pekerjaan,
pencapaian prestasi, penguasaan, dan otonomi semua kebutuhannnya akan
terpuaskan.
Konsep subsidiation
mengacu pada situasi dimana satu kebutuhan dilakukan untuk membantu memuaskan
kebutuhan lainnya. Sebagai contoh, untuk memuaskan kebutuhan afiliasi (n
Aff) dengan bergabung dan berbaur bersama orang lain, mungkin menjadi
penting untuk berlaku sopan dan menghargai orang lain (hanya untuk memenuhi
kebutuhan dihargai). Kebutuhan untuk dihargai kemudian menjadi pelengkap bagi
kebutuhan afiliasi.
Murray
mengakui bahwa objek-objek lingkungan dan peristiwa-peristiwa pada masa
anak-anak dapat secara kuat mempengaruhi perkembangan kebutuhan tertentu dan,
dalam kehidupan nantinya, dapat menyebabkan dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Ia menyebutnya sebagai pengaruh tekanan, karena objek atau
peristiwa menekan atau memberi tegangan pada individu dalam cara tertentu.
Tentu saja,
seperti yang kita tahu, kita seringkali menangkap dunia sekitar kita dalam
kondisi yang subjektif; yang adalah, gambaran objek-objek dan
peristiwa-peristiwa kita biasanya tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Jadi,
pengaruh tekanan dari lingkungan mungkin ditangkap secara subjektif atau
objektif. Tekanan yang ditangkap secara objektif – yang mengarahkan pada reflek
sesuai kenyataan – disebut tekanan alfa, sementara tekanan yang
ditangkap secara subjektif dan yang diinterpretasikan disebut tekanan beta.
Tekanan juga
mempunyai kekuatan untuk menarik atau menolak individu; itu bisa menjadi
positif atau negatif dalam hal emosional. Murray menggunakan istilah Freud cathexis
untuk menggambarkan karakteristik tekanan ini. Jadi, jika seseorang tertarik
dengan uang, maka ia bisa dikatakan terikat secara positif dengan hal tersebut.
Dikarenakan
adanya kemungkinan interaksi yang selalu ada antara kebutuhan dan tekanan,
Murray mengenalkan konsep lain: tema. Tema – “struktur dinamis
dari sebuah peristiwa” – adalah penggabungan dari tekanan dan kebutuhan,
mengkombinasikan sifat alami lingkungan dan sifat alami orang itu. Sebagian
besar secara nirsadar, tema menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dan
tekanan-tekanan dalam satu pola, di mana fungsinya adalah untuk memberikan
keharmonisan pada tingkah laku individu. Pola dari tema tersebut terbentuk
melalui pengalaman pada masa anak-anak dan kemudian akan menjadi tekanan yang
kuat bagi kepribadian individu. Pola tersebut membawa kesatuan dan keteraturan
bagi tingkah laku yang kemudian disebut sebagai kesatuan-tema.
Dalam
pekerjaan selanjutnya, Murray mengenalkan konsep lainnya, value-vector,
yang dimaksudkan untuk mengganti konsep awalnya tentang kebutuhan. Vector
mengacu pada arah yang ditunjukkan lewat tingkah laku dan intensitas hasrat
yang memunculkan tingkah laku. Beberapa vector yang dibuat oleh Murray di
antaranya ialah memperoleh, menghindar, membangun, menghancurkan, dan
memaksa keluar .
Value
(nilai) mengacu pada hal-hal ideal yang dipegang individu, mencakup
intelektual, ideologi, estetika. Dalam kerjanya bersama dengan individu, Murray
mengumpulkan informasi tentang apa yang berguna bagi orang itu (nilai) dan
bagaimana ia berperilaku dalam berhubungan dengan nilai ini (vector) dan
menyusunnya dalam satu deretan dan kolom matriks. Konsep tersebut, masih terus
dikembangkan, dimaksudkan untuk menyediakan penjelasan objektif yang spesifik dari
tingkah laku untuk menggantikan penjelasan teori yang samar yang muncul dari
penggunaan konsep kebutuhan dan tekanan.
Perkembangan
Kepribadian
Murray
menggunakan pendekatan longitudinal terhadap kepribadian, menekankan pada
perkembangan sejarah individu. Pendekatannya terhadap perkembangan kepribadian
tergambar seperti pada pandangan tradisional Freud, yang kemudian ditambahkan
dan diperluas olehnya. Seperti Freud, ia memusatkan pada peristiwa atau
pengalaman masa awal anak-anak dan pada pola tingkah laku yang terbentuk selama
tahun-tahun penting tersebut. Murray membagi masa anak-anak menjadi lima
tahapan, masing-masing ditandai oleh kondisi kepuasan yang dipengaruhi oleh
tuntutan lingkungan. Setiap tahapan meninggalkan jejak (tanda) dalam
kepribadian dalam bentuk kompleks, yang terpola, yang terbentuk dari
kesan yang mendalam pada setiap tahap, yang secara tidak sadar mengarahkan
tingkah laku pada perkembangan berikutnya.
Setiap orang
mengembangkan lima macam kompleks ini, menurut Murray, dikarenakan setiap orang
melewati lima tahapan perkembangan yang sama. Oleh karena itu, tidak ada yang
abnormal tentang itu, kecuali kalau itu menjadi ekstrem. Ketika hal tersebut
diperlihatkan secara ekstrem, orang akan tetap terfiksasi pada satu tingkatan
perkembangan. Kepribadiannya kemudian menjadi tidak dapat berkembang secara
spontan dan fleksibel, yang akan mempengaruhi pembentukan ego dan superego.
Kelima
kondisi kepuasan atau tahapan pada masa anak-anak dan keterhubungannya dengan
kompleks tersebut adalah:
- rasa aman selama berada di
dalam
kandungan
kompleks klaustral
- kenikmatan dari menghisap
nutrisi makanan selama
itu
kompleks oral
berlangsung
- kepuasan yang dihasilkan dari
proses
defakasi
kompleks anal
- kepuasan yang muncul bersamaan
dengan buang air
kecil
kompleks uretral
- kepuasan
kelamin
kompleks kastrasi
KOMPLEKS
KAUSTRAL
Sebagai
sesuatu hal yang tak dapat kita pungkiri, hidup di dalam kandungan sangat aman,
tenang, dan sangat tergantung, suatu kondisi yang sering kita harapkan untuk
dapat kita alami kembali. Dalam bentuk sederhana, kompleks ini dapat
termanifestasi dalam keinginan untuk berada di tempat yang sempit, hangat,
gelap, yang aman dan terasing. Bisa berarti untuk tetap berada di bawah selimut
tidur ketika pagi hari, memiliki ruang kecil yang kedap suara atau tempat untuk
bersembunyi, hidup di dalam biara atau di pulau terpencil, atau menikmati naik
perahu atau sebuah limosin.
Keinginan
untuk kembali pada kondisi seperti sewaktu dalam kandungan ini, bagaimanapun
juga, hanyalah merupakan salah satu dari ketiga bentuk kompleks kaustral yang
mungkin terjadi. Kompleks tersebut juga dapat berpusat pada perasaan
ketidakberdayaan dan kekurangan akan dukungan di dalam kandungan yang mungkin
bisa menyebabkan seseorang menjadi takut akan ruang terbuka, jatuh, tenggelam,
api, gempa bumi, atau keadaan lainnya yang menimbulkan perubahan dan pembaharuan.
Kompleks
kaustral yang ketiga sebenarnya merupakan kompleks antiklaustral yang berpusat
di sekitar ketakutan akan kekurangan udara untuk bernapas dan keterbatasan.
Murray menyebutnya sebagai kompleks egression; yang tercermin melalui
kesenangan akan ruang terbuka dan udara segar dan pergerakan, perubahan, dan
pembaharuan. Dapat juga tercermin lewat claustrophobia.
KOMPLEKS
ORAL
Terdapat
juga tiga macam jenis pada kompleks oral. Kompleks oral succorance
(oral-kasihan) merupakan kombinasi dari aktivitas mulut, kebiasaan pasif, dan
kebutuhan untuk didukung dan dilindungi. Tingkah laku yang merupakan cerminan
daripada kompleks ini di antaranya menghisap, mencium, makan, minum, dan
“lapar” akan kasih sayang, simpati, perlindungan, cinta. Kompleks oral
agression (oral-agresi) menyatukan kegiatan oral dan agresi dalam bentuk
menggigit, meludah, atau berteriak, atau dalam bentuk verbal agresi seperti
sarkasme. Tingkah laku yang termasuk dalam kompleks oral rejection
(oral-penolakan) ialah memuntahkan, memilih-milih makanan, makan sedikit,
ketakutan terhadap kontaminasi oral (seperti melalui ciuman), dan kebutuhan
mengasingkan diri.
KOMPLEKS
ANAL
Ada dua
kompleks anal, meliputi hanya kedua bentuk aktivitas yang bisa dilatih
seseorang lewat anal – menolak atau menyimpan. Pada kompleks anal ejection
ada ketertarikan pada defakasi, termasuk humor dengan anal, dan ketertarikan
pada feses (kotoran) atau benda-benda seperti kotoran (tanah, lumpur, adukan
semen, atau tanah liat). Agresi seringkali menjadi bagian dari kompleks ini dan
tercermin lewat menjatuhkan atau membanting barang, menembakkan pistol, atau
meledakkan bom. Tipe orang semacam ini biasanya jorok dan tidak teratur.
Kompleks anal retention dapat terlihat melalui jenis tingkah laku yang
suka menyimpan atau mengingat – menimbun, menabung, dan mengumpulkan
barang-barang – dan dalam kebersihan, kerapian, dan keteraturan.
KOMPLEKS
URETRAL
Kompleks ini
khas bagi sistem Murray dan yang dihubungkan dengan ambisi yang berlebihan,
ketidakjelasan sistem diri, sejarah dari suka mengompol, dan rasa mencintai
diri sendiri yang besar. Juga disebut sebagai kompleks Icarus, mengikuti
figur dari mitos Yunani yang terbang sangat dekat dengan matahari sampai-sampai
perekat yang menyatukan sayapnya meleleh. Seperti Icarus, seseorang dengan
kompleks ini mempunyai cita-cita yang terlalu tinggi, dan mimpi-mimpinya hancur
karena kegagalan.
KOMPLEKS
KASTRASI
Murray tidak
setuju dengan ide Freud yang menyatakan bahwa ketakutan akan kastrasi (kebiri)
merupakan inti dari kecemasan kebanyakan orang dewasa. Ia mengartikan kompleks
ini secara lebih sempit dan lebih didasarkan pada “fantasi bahwa penis mungkin
akan dipotong”. Murray percaya bahwa ketakutan semacam itu berkembang dari
masturbasi pada masa anak-anak dan hukuman dari orang tua yang mungkin
menyertainya.
Teknik-Teknik
Inquiry
Teknik-teknik
Murray dalam mengumpulkan data termasuk unik apabila dibandingkan dengan
teoritis-teoritis kepribadian lainnya yang telah dibahas. Bukannya mempelajari
kepribadian yang abnormal, menggunakan perangkat terapeutik yang ketat seperti
psikoanalisis, ia lebih banyak mempelajari kepribadian yang normal, menggunakan
berbagai macam teknik dan rencana-rencana.
Program
penelitian yang dipimpin olehnya, sangat tidak sama seperti yang pernah
dilakukan sebelum-sebelumnya, mengumpulkan data dalam jumlah yang besar dari 51
mahasiswa pria di Harvard, yang dipelajari secara intensif selama periode waktu
6 bulan. Subjek-subjeknya diwawancarai beberapa kali dan diberikan berbagai
macam tes, kuesioner, dan pemberian peringkat terhadap tingkah laku yang
menunjukkan, lebih daripada yang lainnya, ingatan masa anak-anak, hubungan
kekeluargaan, perkembangan seksual, pembelajaran sensorimotorik,
standar-standar nilai, dan interaksi sosial.
Subjek-subjek
tersebut dites, diwawancarai, dan dipelajari oleh 28 staf ahli sains,
termasuk di dalamnya psikiater, psikolog, dan antropolog. Jadi, tiap-tiap orang
diamati oleh para spesialis dengan perlakuan dan latar belakang yang berbeda
menggunakan teknik-teknik yang berbeda, dengan persamaan, dalam prinsip,
digunakannya diagnosis medik.
Setiap
pengamat membuat diagnosis sendiri-sendiri bagi subjek. Ini kemudian
dibicarakan dalam suatu komite, yang disebut Murray sebagai Dewan Diagnostik,
untuk evaluasi akhir. Dewan tersebut terdiri dari 5 orang anggota staf yang
paling berpengalaman. Mereka memeriksa semua bukti-bukti bagi masing-masing
subjek untuk sampai pada diagnosis akhir oleh prosedur standar komite lewat
diskusi dan pengambilan suara terbanyak. Evaluasi akhir atau diagnosisnya
dicapai melalui pengambilan suara terbanyak (meskipun secara jelas Murray
memberikan bobot yang lebih bagi penilaiannya sendiri).
Begitu
banyak data yang dikumpulkan dari kehidupan masing-masing subjek sehingga
penting untuk membaginya dan membedakannya menurut interval waktu atau
segmen-segmen. Hal mendasar atau segmen temporal dari tingkah laku ialah prosiding,
suatu periode waktu di mana pola perilaku yang penting dibawa melalui dari awal
hingga akhir. Prosiding selalu melibatkan interaksi antara orang tersebut
dengan orang lain atau objek di dalam lingkungan. Bagaimanapun juga, interaksi
ini bisa terjadi lewat fantasi sama seperti dalam kenyataan. Interaksi yang
dibayangkan disebut sebagai prosiding internal, sementara interaksi yang
nyata disebut sebagai prosiding eksternal.
Prosiding
seringkali saling terkait, tidak harus selalu dalam waktu tetapi dalam fungsi.
Sebagai contoh, pada hari Senin seorang pria bisa bertemu seorang wanita dan
mengajaknya kencan (suatu prosiding eksternal). Ia mungkin membayangkan tentang
wanita tersebut dalam berbagai waktu selama seminggu tersebut (suatu prosiding
internal), dan mungkin akan memotong rambutnya dan mencuci sendiri mobilnya
(suatu prosiding eksternal) dalam rangka persiapan untuk kencannya.
Masing-masing dari tindakan tersebut, termasuk juga yang dibayangkannya, ialah
prosiding, tetapi dilakukan secara bersama – seperti seharusnya, dikarenakan
hal tersebut dihubungkan pada fungsi atau tujuan yang sama – yang disebut serial.
Untuk lebih jelasnya, serial ialah “suatu urutan keberlanjutan
intermiten yang terorganisir secara langsung”.
Yang lebih
bertahan lama, dan dalam jangka waktu yang lebih panjang, yang lebih penting
daripada penemuan program penelitian Murray ialah metode-metode untuk menilai
kepribadian yang telah dikembangkannya. Tentu saja teknik yang paling dikenal
ialah Thematic Apperception Test (TAT), yang telah digunakan sama
luasnya dengan Rorschach Inkblot Test, teknik proyektif lainnya.
TAT telah
secara luas diaplikasikan baik dalam penelitian maupun pekerjaan diagnosis. Ini
secara luas digunakan dalam praktik klinik dan telah menggerakkan suatu
penawaran yang baik dari penelitian secara samar pada semua aspek tingkah laku
manusia, mulai dari investigasi akademis oleh sekelompok kecil orang sampai
kepada penilaian tingkah laku bagi konsumen dalam pangsa pasar. (Perlu diingat,
bagaimanapun juga, kesuksesan dari tes ini tidak secara otomatis mencerminkan
kesuksesan teori kepribadiannya. Ini adalah suatu teknik untuk menggali
informasi dan bukannya menjadi inti dari teorinya).
Salah satu
kebutuhan dari Murray – pencapaian prestasi (n Ach) – telah menjadi
subjek dari penelitian mendalam dan lengkap, yang terutama dipimpin oleh David
McClelland. Kebutuhan untuk bersatu (n Aff) juga menjadi subjek yang
populer untuk dipelajari. 15 dari kebutuhan Murray telah dijadikan bagian dari
tes objektif kepribadian yang populer, Edwards Personal Preference
Schedule, yang digunakan dalam berbagai macam situasi.
Jadi, sudah jelas
bahwa berbagai aspek dari pekerjaan Murray telah menjadi stimuli yang tinggi
bagi perkembangan penelitian dalam asesmen kepribadian.
Gambaran
Murray Mengenai Sifat Alami Manusia
Meskipun
teori kepribadian Murray setuju dengan Freud dalam berbagai poin, gambarannya
terhadap sifat alami manusia cukup berbeda. Meskipun tujuan akhir dan tujuan
yang penting dalam kehidupan Murray – yang, sama seperti Freud, ialah peredaan
tegangan – tetap dinyatakan dalam perspektif yang berbeda. Menurut Murray,
tujuan akhir kita bukanlah kondisi bebas-tegangan tetapi lebih kepada kepuasan
yang timbul dari proses meredakan tegangan tersebut.
Menanggapi
kontroversi kehendak bebas-kehendak yang diatur, Murray berpendapat bahwa
kepribadian menjadi bagian yang ditentukan oleh kebutuhan dan oleh lingkungan.
Ia menyetujui adanya tingkatan tertentu bagi kehendak bebas, betapapun
kecilnya, dalam kemampuan kita untuk berubah dan bertumbuh. Ia melihat setiap
manusia sebagai seseorang yang unik dan tidak sama antara yang satu dengan yang
lainnya tetapi juga mengakui adanya persamaan dalam kepribadian dari semua
orang.
Murray
percaya bahwa kita dibentuk oleh faktor genetik dan oleh lingkungan, dan
masing-masing faktor tersebut punya pengaruh yang seimbang. Kita tidak dapat
mengerti kepribadian kalau kita tidak bisa menerima efek dari dorongan
fisiologis dan melalui stimuli dari keadaan fisik, sosial, dan budaya suatu
lingkungan.
Pandangan
Murray terhadap sifat alami manusia, berdasar pada suatu keoptimisan. Ia secara
lantang menyuarakan kritikannya terhadap bagian psikologi yang memandang
negatif dan menggambarkan kerendahan harga diri seorang manusia. Ia berpendapat
bahwa, dengan kekuatan yang besar dari kreatifitas, imaginasi, dan alasan, kita
mampu mengatasi segala permasalahan yang kita hadapi. Sejalan dengan keyakinan
kita, Murray banyak melibatkan usaha untuk memperbaiki keadaan sosial dan
permasalahan pribadi menjadi lebih baik. Ia telah memusatkan perhatian dengan
tingkat kedekatan dua-orang (seperti dalam pernikahan) dan dalam tingkatan
budaya asal, dan ia telah mempublikasikan penghentian secara resmi terhadap
perang dan membentuk kesatuan dunia global.
Orientasi
kemanusiaan, menurut pandangan Murray, mengarah secara luas pada masa depan.
Ketika ia menyadari adanya jejak dari pengalaman masa anak-anak terhadap
tingkah laku sekarang, ia tidak menunjukkan keseluruhan keterpenjaraan masa
lalu kita. Kompleks pada masa anak-anak dalam sistemnya dapat secara mendasar
mempengaruhi perkembangan kita, tetapi kepribadian juga dipengaruhi oleh
peristiwa yang terjadi sekarang ini dan aspirasi pada masa depan. Kita
mempunyai kemampuan berkesinambungan untuk bertumbuh dan berkembang; dimana,
pertumbuhan semacam itu adalah alami dan pasti terjadi pada manusia. Kita bisa
berubah melalui rasionalisasi kita sendiri dan kemampuan kreatif, dan jika kita
sebagai individu bisa berubah, secara bersama kita bisa merubah sistem sosial
dimana kita tinggal.
Komentar
Akhir
Murray
sangat berhati-hati dalam menyebutkan anggapannya tentang sistem personologinya
yang masih berada pada tahap embrio dan masih sedang berkembang. Ini bukan,
dalam pandangannya, sistem yang selesai dan lengkap dalam artian apapun. Aspek
dalam sistemnya – dengan sifat alami masih-berkembangnya – harus disimpan dalam
pikiran ketika kita menganggap kritikannya bertentangan dengan hal itu. Kita
tidak bisa secara keseluruhan menghancurkan suatu bangunan sebagai sesuatu yang
jelek atau tidak berguna, atau memuji sebagai sesuatu yang indah dan berguna,
ketika masih hanya ada bangunan sementara.
Satu masalah
bagi pengembangan dan pengevaluasian dari posisi Murray ialah karena hanya
beberapa bagian saja yang dipublikasikannya. Kepandaiannya dan ketotalitasannya
dalam berpikir, hanya dikupas dalam jumlah terbatas untuk studi mendalam.
Pengaruhnya secara jelas dirasakan secara mendalam oleh mereka yang bekerja
bersamanya – oleh mereka yang mempunyai akses terhadap spekulasinya yang luas,
yang dikupasnya dalam kebanyakan percakapan biasa. Sementara beberapa, mungkin
juga banyak, ide-idenya telah diikuti oleh murid-muridnya dan kolega-koleganya,
sedangkan yang lainnya menjadi bahan studi publik.
Ada juga
fakta yang menyebutkan bahwa apa yang telah dipublikasikannya sulit untuk
dibaca, bahasanya sukar dimengerti, formal, dan menggunakan teknik tingkat
tinggi. Tentu saja ini membatasi penyebaran ide-idenya untuk mendidik publik
dan termasuk kebanyakan profesional. Di saat kerjanya telah menjadi inspirasi
bagi banyak penelitian, penelitiannya telah memimpin, kebanyakan bagiannya,
pada keterbatasan aspek dari teorinya seperti misalnya pencapaian prestasi (n
Ach) dan kebutuhan bersatu (n Aff), dan pada teknik-teknik menilai
kepribadian. Jadi, hanya aspek-aspek tertentu dari teorinya yang telah
dimasukan dalam tes percobaan, bukannya pada teori secara keseluruhan. Tentu
saja sekarang ini kita akan mengenali bahwa kritikan ini tidak unik bagi teori
Murray.
Aspek-aspek
tertentu dalam pekerjaannya telah dikritik, dimulai dari metode penelitiannya.
Timbul suatu perdebatan bahwa ketika Dewan Diagnostik yang dapat dikatakan
demokratis, megharuskan itu menjadi sesuatu yang ilmiah. Untuk mencapai suatu
kesimpulan yang ilmiah oleh aturan terutama bisa menjadi suatu prosedur yang
tidak objektif. Pertanyaan lain yang ditanyakan dari sistemnya berhubungan
dengan konsepnya tentang prosiding dan serial di mana terhadap hal ini terdapat
bantahan bahwa bagian-bagian temporalnya diartikan terlalu samar untuk
diidentifikasi atau dibatasi secara pasti. Seperti apa aturan bagi “pola
tingkah laku yang signifikan”? Apa yang terjadi dengan yang dianggap yang tidak
signifikan itu? Berapa lama suatu prosiding itu? Ini adalah beberapa pertanyaan
yang belum bisa dijawab secara memuaskan.
Beberapa
orang berpendapat bahwa klasifikasi kebutuhan Murray terlalu kompleks dan ada
suatu tumpang tindih di antara kebutuhan-kebutuhan tersebut. Juga tidak terlalu
jelas bagaimana kebutuhan tersebut berhubungan dengan aspek-aspek lainnya dalam
kepribadian dan bagaimana kebutuhan-kebutuhan tersebut berkembang dalam
individu.
Bagaimanapun
kompleksnya klasifikasi kebutuhannya, tidak ada penyangkalan tentang betapa
besarnya efek konsepnya bagi penelitian kepribadian, terutama yang berhubungan
dengan pembuatan tes psikologi. Dalam hal teori, konsepnya tentang kebutuhan
dan hal penting yang ditempatkan dalam motivasinya telah berpengaruh besar bagi
studi kepribadian.
Secara
keseluruhan, mungkin aman untuk berkata bahwa inovasinya pada teknik (seperti
pada TAT), pengaruhnya pada metode penilaian kepribadian dan efek personal yang
dibuatnya setidaknya bagi dua generasi peneliti personologi selama
tahun-tahunnya di Harvard mempunyai efek yang lebih tahan lama dibandingkan
dengan sistem teorinya. Pengaruh semacam itu begitu besar, yang dapat
dibuktikan lewat penghargaan yang diperolehnya, dari American Psychological
Association dan dari American Psychological Foundation yang
diberikan dalam rangka menghargai kontribusi pentingnya bagi studi kepribadian.
RUJUKAN:
Schultz,
Duane. 1981. Theories of Personality. California: Brooks/Cole Publishing
Company.
http://unikunik.wordpress.com/2009/05/07/teori-henry-a-murray/
Comments
Post a Comment