Pada era saat ini
banyak terjadi pencurian kendaraan bermotor, terutama kejadian begal motor yang
sekarang ini marak terjadi. Kasus ini telah meresahkan masyarakat Indonesia
sejak belakangan ini. Berdasarkan data yang tercatat di Polda Metro Jaya pada
kawasan JABODETABEK saja selama tahun 2015 telah terjadi kasus yang berkaitan
dengan begal motor sebanyak 80 kasus. Hal ini tentu membuat masyarakat merasa
was – was untuk keluar rumah sendirian terlebih lagi bagi para pengendara
bermotor wanita.
Untuk mencegah hal
tersebut semakin bertambah, maka kami memiliki gagasan untuk membuat suatu
produk demi meminimalisir permasalahan tersebut. Dengan memadukan teknologi dan
salah satu alat keselamatan berkendara (safety ride) yaitu sarung tangan.
Fungsi dasar dari
sarung tangan adalah untuk menahan dari hawa panas dan dingin, mencegah tergelincirnya
tangan dari kontrol gas, dan apabila pengendara terjatuh maka sarung tangan
dapat melindungi tangan khususnya pada telapak tangan dan bagian atastangan. Dari fungsi dasar sarung tangan tersebut maka kami memiliki
gagasan untuk memodifikasi sarung tangan menjadi alat yang dapat difungsikan
untuk mencegah dan menanggulangi pembegalan motor yang sedang marak terjadi
dengan cara mengalirkan arus listrik bertegangan tinggi tanpa meninggalkan
fungsi utama atau fungsi dasar dari sarung tangan tersebut.
Alat yang kami
namakan Safety Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara ini akan
bekerja berdasarkan keinginan pengguna dengan cara mengaktifkan saklar yang
terdapat pada ujung jari telunjuk. Aliran listrik bertegangan tinggi yang mengalir
akan mengakibatkan pelaku pembegalan tersengat aliran listrik dengan daya yang
besar sehingga akan menghambat aksi pelaku pembegalan.
Kata kunci : pembegalan, sarung tangan, listrik, Safety Ride :
Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
1
|
1.1.
Latar
Belakang
Pada era saat ini manusia cenderung ingin mendapatkan segala
sesuatu dengan cara instan. Pembegalan adalah salah satu cara tersebut, namun cara
ini merupakan suatu hal yang sangat bertentangan dengan undang – undang dan
hukum di Negara Indonesia. Kasus pembegalan semakin marak terjadi belakangan
ini dan hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi resah dan was – was. Akibat
dari adanya kasus pembegalan adalah ketakutan warga untuk bepergian sendiri
terutama terhadap kaum wanita.
Dalam pemberantasan dan pencegahannya belum ada hal yang benar –
benar efisien dan efektif padahal pada era saat ini banyak peluang yang
tercipta untuk mencegah hal tersebut terutama dengan cara yang lebih modern.
Teknologi adalah salah satunya, dengan teknologi kita dapat meminimalisir
terjadinya kasus kejahatan. Contoh saja pada saat terjadi pencurian mobil,
didalam mobil tersebut terpasang GPS yang dapat mendeteksi keberadaan lokasi
mobil tersebut sehingga mempermudah untuk dilacak dan ditemukan sehingga pelaku
kejahatan dapat ditangkap dengan cepat. Dalam contoh diatas teknologi dapat
dipadukan dengan berbagai hal yang mungkin tidak dapat kita bayangkan
sebelumnya. Dalam hal ini teknologi bersifat fleksibel dan kompleks.
Berdasarkan wacana tersebut, maka kami mempunyai gagasan untuk
membuat sarung tangan yang dapat mengalirkan listrik sehingga pelaku pembegalan
tidak dapat melanjutkan aksinya.
1.2
Tujuan
dan manfaat yang ingin Dicapai
Tujuan kami membuat PKM – GT ini adalah untuk mengatasi kasus
pembegalan yang akhir – akhir ini marak terjadi di Indonesia. Dengan adanya
gagasan alat ini maka diharapkan dapat mengurangi kejahatan yang terjadi.
Selain itu dengan adanya alat ini dapat memberikan atau dapat menjadi media
sosialisasi mengenai pentingnya mengutamakan keselamatan dalam berkendara.
Polisi juga dapat turut ikut serta untuk mengawasi peredaran alat ini karena
alat ini juga dinilai dapat membahayakan apabila berada di tangan yang tidak
bertanggung jawab.
Manfaat dari pembuatan PKM – GT ini adalah supaya masyarakat
menjadi lebih aman untuk keluar rumah tanpa harus terlalu mengkhawatirkan
tetang kejahatan terutama dalam pembegalan. Selain itu manfaat lainnya yang
hendak dicapai adalah agar masyarakat bisa lebih menyadari tentang arti pending
dalam keselamatan berkendara.
2
|
BAB 2. Gagasan
2.1.
Kondisi
Saat ini
Saat ini presentase pengguna kendaraan bermotor lebih didominasi
oleh pengendara sepeda motor. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik
Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia
pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya
(2012) yang cuma 94,299 juta unit. Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih
disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh
Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit. Jumlah yang
terus meningkat tersebut tentu memicu tindak kejahatan. Hal ini terus meningkat
dari tahun ke tahun, meskipun penanggulangan dari pihak kepolisian dari tahun
ke tahun terus ditingkatkan namun aksi kejahatan juga terus meningkat. Dari
kejadian ini maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari polisi dan masyarakat saja
tidak cukup, maka dari itu diperlukan suatu alat untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut.
2.2.
Solusi
umum yang pernah ditawarkan beserta hasilnya
Sampai sekarang polisi telah mensosialisasikan dan telah
bekerjasama dengan berbagai kalangan masyarakat untuk meningkatkan keamanan dan
keselamatan berkendara dengan berbagai cara. Berdasarkan pengamatan kami,
berikut adalah beberapa solusi yang pernah diterapkan untuk dapat meminimalisir
aksi kejahatan :
1.
Polisi
telah mengadakan sosialisasi kejahatan di jalan raya kepada masyarakat,
contohnya adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai aksi kejahatan di jalan
raya terutama kepada kaum hawa yang sering menjadi korban.
2.
Polisi
juga telah mengadakan patroli malam di daerah yang dianggap sering terjadi
kejahatan. Tetapi cara ini dianggap kurang efektif oleh masyarakat.
3.
Untuk
menanggulangi kejahatan, pemerintah juga telah mengeluarkan undang – undang
mengenai kejahatan di jalan raya. Tetapi Undang-undang ini masih belum mampu
memberi efek jera pada pelaku kejahatan.
4.
Masyarakat
mulai berinisiatif untuk memiliki alat pertahanan diri yang dapat mereka
gunakan pada saat terjadi kejahatan di jalan raya, misalnya pisau, alat kejut
listrik, semprotan merica, dan lain sebagainya.
3
|
2.3.
Mengatasi
Kejahatan Menggunakan Sarung Tangan Beraliran Listrik
Dengan banyaknya aksi kejahatan di jalan raya maka kami mempunyai
gagasan untuk membuat sebuah alat yang efesien dan lebih efektif untuk
digunakan sebagai pertahanan diri dari aksi kejahatan di jalan raya, selain itu
juga berfungsi sebagai alat keselamatan dalam berkendara. Alat yang kami
usulkan ini berupa sarung tangan yang dapat mengalirkan arus listrik.
Apabila terjadi
kejahatan di jalan raya, pengguna dapat menggunakan alat ini dengan cara
mengaktifkan sarung tangan ini dengan menekan saklar. Setelah saklar di tekan
maka arus listrik dari batrai akan mengalir ke rangkaian yang kemudian akan
dinaikan tegangannya sehingga besi yang ada di telapak tangan dapat mengalirkan
listrik bertegangan tinggi dan dapat menjadikan sang pelaku kejahatan menjadi
tersengat listrik dan dapat menggagalkan aksi kejahatan pelaku.
2.4.
Pihak –pihak yang Terkait
Gagasan “Safety Ride : Perpaduan teknologi
untuk keselamatan berkendara” ini akan terwujud apabila mendapat dukungan dari pihak
– pihak yang terkait seperti polisi sebagai pemberi bimbingan dan penyuluhan kepada
pengguna alat ini, Investor sebagai sponsor dari gagasan ini, serta pemerintah sebagai
pengendali utama dalam pemberi kewenangan dan kepemilikan, agar pengguna tidak menyalahgunakan
alat ini.
2.5.
Langkah Strategis yang Diperlukan
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan ini, dapat dilakukan beberapa langkah strategis.Salah satunya adalah dengan proposal
ini.Diharapkan dapat dibaca dan dipertimbangkan oleh pemerintah dan pihak – pihak lain yang
terkait.
Apabila terwujud dilakukan beberapa hal penting :
1.
Mematenkan alat ini.
2.
Menarik investor dalam pendanaan alat ini.
3.
Pambuatan Sarung Tangan Anti Kejahatan.
4.
Merekrut karyawan yang berpengalaman dalam pembuatan sarung tangan.
5.
Polisi melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat sebelum alat ini disebarluaskan.
4
|
3.1 Gagasan yang kami ajukan
Secara garis besar
gagasan yang kami ajukan ini diharapkan memiki efisiensi terhadap keselamatan
korban pembegalan. Selain itu kami juga mengharapkan agar alat ini dapat di
produksi secara masal ,untuk menjegah terjadinya tindakan kriminal terutama
pembegalan. Gagasan ini kami cetuskan karena kepedulian kami selaku mahasiswa
terdidik dari UNIVERSITAS MURIA KUDUS untuk berkontribusi dalam hal keamanan
kepada masyarakat luas.
3.2 Teknik Implementasi
Langkah-langkah implementasi untuk alat
Safety Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara ini adalah :
·
Perencanaan alat Safety
Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
·
Perancangan alat Safety
Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
·
Pengumpulan bahan alat Safety
Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
·
Perakitan alat Safety
Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
·
Percobaan Safety Ride :
Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara menggunakan multimeter
·
Finishing Safety Ride :
Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
·
Pengenalan dan
pengaplikasian alat kepada masyarakat umum dan pihak kepolisian
·
Melakukan riset
terhadap pihak kepolisan dan masyarakat umum secara berkala
3.3 Prediksi Hasil yang akan Diperoleh
Gagasan alat Safety Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara
ini akan bermanfaat mengurangi dampak kejahatan yang sekarang ini marak terjadi
di masyarakat terutama dalam pembegalan kendaraan bermotor. Persentase
keberhasilan dari gagasan ini ditentukan oleh bahan penyusun dan pendukung alat
Safety Ride : Perpaduan Teknologi untuk Keselamatan Berkendara sekaligus
antusiasme masyarakat terhadap alat Safety Ride : Perpaduan Teknologi untuk
Keselamatan Berkendara tersebut. Jika gagasan ini diterapkan secara massive
di seluruh Indonesia, bukan tidak mungkin akan dapat memerangi kejahatan dalam
pembegalan kendaraan bermotor.
5
|
6
|
-
NugrohoAdi, Agung. 2007. Handout
KuliahMekatronika.TeknikMesin UII.
-
Kilian, Chridtopher. 2000. Modern Control
Techonology. Components and System. Delmare.
-
Rokhiem, R.L. 2003. Digital Electronics.
Principeles and Applications. McGraw-Hill.
-
Arpad Barna, Dan. 1998. I Porat. Operational
Amplifiers. Second Editor. John Wiley & Sons.
-
Robert F. Coughlin, Fredick F. Driscoll. 1982. Operational
Amplifier and Liniear Integrated Circuit. Pretice-Hall Inc.
Tooley, Mike. 2002. RangkaianElektronikPrinsipdanAplikasi. Jakarta.
Erlanga.
Ketua : Marqellyno
Bayu Samudra (201451084) Tahun Angkatan
2014
Anggota : Muhammad
Asnawi (201451070)
Tahun Angkatan 2014
Shinta Anggraheni S (201451076) Tahun
Angkatan 2014
Moh Noor Rofiq (201451081) Tahun Angkatan
2014
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Comments
Post a Comment