Perokok Wajib Baca...!!!
Berikut ini adalah ilustrasi pengeluaran
keluarga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rokok bagi seorang perokok dan
pengaruhnya bagi kemiskinan warga. Memang bukan hak saya mengatur anggaran
kalian, tetapi setidaknya contoh yang saya tulis di bawah ini bisa sedikit
memberi gambaran bagi kalian.
Salah perokok..??
Mana mau perokok disalahkan..??
Pasti mereka menjawab, seandainya pabrik rokok di tutup pasti mereka tidak akan merokok lagi. Tapi apakah pemerintah mau menutup pabrik rokok yang disebut-sebut sebagai
Hanya sedikit saran dari saya, setidaknya
apabila pemerintah mau & mampu melakukan beberapa hal
berikut ini maka jumlah perokok akan dapat ditekan sedalam mungkin bahkan bisa
dihilangkan (semoga saja).
langkah-langkah yang bisa dilakukan pemerintah
guna mengurangi perokok aktif di Indonesia :
- Kenakan
pajak setinggi mungkin untuk rokok
Seandainya pajak rokok sebesar Rp. 100.000 / bungkus apakah masih ada yang membeli rokok (jawabannya pasti masih, tetapi kan gak banyak). Mungkin pemerintah akan berdalih, akan ada banyak tindakan kriminal yang terjadi guna membeli rokok saja.
Seandainya hal ini diterapkan, saya pikir akan tidak ada penjual / warung pinggir jalan yang menjual rokok, lalu pera penjahat itu tidak bisa merampok toko untuk mendapatkan rokok. - Hapus
semua iklan rokok
Mungkin apabila hal ini diterapkan banyak media yang akan protes, karea pendapatan mereka dari iklan rokok akan berkurang. Tetapi itu adalah resiko apabila mereka memang peduli dengan kesehatan bangsa. Selain iklan, segala bentuk sponsor dari rokok juga sebaiknya di hapuskan.
Sebenarnya ada banyak hal lain yang bisa
dijalankan, tetapi apabila kedua hal diatas sanggup dijalankan oleh pemerintah,
maka hal-hal lainnya hanya bersifat mendukung saja.
Bagaiman dengan tingkat pengangguran, apabila
pabrik rokok ditutup? akan ada ratusan ribu pekerja yang menganggur. Dengan
menaikkan harga rokok maka pabrik rokok tidak perlu berhenti total memproduksi
rokok.
Peroko aktif dibedakan menjadi tiga kategori
utama, yaitu :
- Perokok berat ( lebih dari 3 bungkus per hari)
Dengan asumsi rokok yang dibeli berharga 15.000 / bungkus maka pengeluarannya Rp. 1.350.000 / bulan hanya untuk membeli rokok. - Perokok sedang ( 1 - 3 bungkus per hari)
Dengan asumsi harga rokok 15.000 / bungkus maka pengeluarannya Rp. 900.000 / bulan, atau apabila harga rokok konsumsinya berharga 12.000 / bungkus maka pengeluaran per bulannya adalah Rp. 720.000 - Perokok ringan ( kurang dari 1 bungkus per hari)
Dengan asumsi harga rokok 12.000 / bungkus maka pengeluarannya per bulan adalah Rp. 360.000
Note : Asumsi diatas hanya untuk harga rokok
rata-rata yang beredar di pasaran, dengan begitu pengeluaran masih bisa lebih
besar atau bahkan lebih kecil tergantung jenis rokok yang di konsumsi dan
jumlahnya per hari.
Seandainya pengeluaran untuk membeli rokok per
bulannya saja diatas satu juta rupiah dengan UMK saat ini yang hanya dua juta
rupiah, maka setengah dari gaji yang mereka dapatkan habis terbakar bersama
rokok. Mungkin ini salah satu alasan mengapa jokowi tidak merestui kenaikan UMK
jakarta yang dituntut 3.500.000 / bulan.
Sumber : http://joencl.blogspot.com/2013/09/menghitung-biaya-pengeluaran-untuk-rokok.html
Comments
Post a Comment