ditulis oleh Wahyu Dwi Pranata
Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang rawan
bencana jika dilihat dari aspek geografis, klimatologis dan demografis. Letak
geografis indonesia di antara dua benua dan dua samudera, Letak Indonesia yang
strategis menyebabkan Indonesia mempunyai potensi yang bagus dalam perekonomian
namun juga rawan akan terjadinya bencana. Ditinjau dari segi geologis,
indonesia terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik yang
membuat Indonesia kaya akan mineral sekaligus mempunyai dinamika geologis
sangat aktif yang mengakibatkan tingginya potensi bencana gempa bumi, tsunami
dan gerakan tanah/longsor(Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana). Selain itu,
Indonesia terletak pada jalur Pasifik
Ring of Fire, hal ini menyebabkan Indonesia
memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, dimana hampir 70 di
antaranya masih aktif yang sewaktu-waktu dapat
meletus(http://bulletin.penataanruang.net). Sedangkan secara demografi, jumlah
penduduk indonesia yang mencapai 237.641.326 dengan keberagaman suku, budaya,
agamadan kondisi ekonomi dan politik menyebabkan Indonesia sangat kaya
sekaligus berpotensi menjadi pemicu konflik akibat kemajemukannya tersebut
(BNPB : Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana).
Menurut pernyataan Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB, bapak Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwa setiap
daerah itu memiliki karakteristik potensi bencana yang berbeda-beda. Misalnya
jakarta yang dilanda banjir setiap tahunnya, Bogor dan Cianjur terjadi Tanah
longsor, Aceh dan sebagian Sumatera
Utara pernah terjadi gempa dan tsunami pada tahun 2004.(inilah.com)
Sampai saat ini jumlah korban atau
bencana masih terbilang tinggi, tercatat sebanyak 17 bencana tsunami besar di
Indonesia selama hampir satu abad, setelah kejadian tsunami besar Gunung
Krakatau yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa pada tahun 1883. Gempa dan tsunami
besar yang terakhir adalah tsunami Aceh dan sebagian Sumatera Utara yang
menewaskan kurang lebih 150.000 orang pada tahun 2004. Kemudian disusul gempa 2005
pada Pulau Nias dan sekitarnya yang menelan korban sekitar 1000 jiwa, serta
gempa yang terjadi pada akhir 2006 yang menimpa Yogyakarta dan sebagian Jawa
Tengah yang menelan korban sekitar 5000 jiwa dan bencana Gunung Merapi dan
tsunami Mentawai pada akhir 2010. (http://bulletin.penataanruang.net).
Sekarang ini banyak sekali
bermunculan game yang asik untuk dimainkan. Misalnya Call of Duty yang rilis pertama pada tahun 2010 sampai
kini terus menjadi salah satu game terlaris dalam sejarah video game di
dunia(tempo,2012). Disamping itu, menjamurnya warnet yang mencapai 10 ribu
warnet pada tahun 2008 dan di perkirakan akan terus bertambah karena harga
Telkom speedy yang terus turun sehingga banyak orang yang tertarik membuka
warnet(detiknet,2008).
Dari pernyataan di atas bisa kita
simpulkan bahwa warnet merupakan tempat yang menyenangkan untuk bermain. Sampai
saya dapati sebuah berita yang menyebutkan bahwa tujuh orang anak nekat mencuri
dirumah kosong untuk bermain game online. AD(14), wargaCileunyi Bandung mengaku
kecanduan main game online sejak Sekolah Dasar(detikBandung). Dari beberapa
jenis game mengandung unsur kekerasan dan bukan tidak mungkin mempengaruhi
perilaku pribadi pemainnya. Diantara gamenya adalah Call of Duty, Medal Of
Honor dan Grand Theft Auto yang sarat dengan permainan tembak-menembak.
Smackdown merupakan sebuah game yang menyajikan permainan gulat.
Melihat perkembangan teknologi yang
kian canggih maka memungkinkan untuk membuat sebuah game untuk keperluan
mitigasi bencana. Game ini bersifat edukatif bagi masyarakat, anak-anak dan
remaja. Bukan sepergi game-game yang telah disebutkan diatas.
Tujuan dan Manfaat
Melihat potensi bencana di atas maka
diperlukan suatu upaya pengurangan dampak bencana (mitigasi bencana) sebab
bencana alam yang terjadi di indonesia ini sudah banyak menelan korban jiwa
maupun harta benda setian tahunnya. Melalui upaya mitigasi ini diharapkan
resiko serta dampak dari bencana dapat dikurangi.(Yuwono, 2008).
Penulisan ini memiliki tujuan untuk
:
●
Memaparkan
kondisi kebencanaan yang ada di Indonesia secara umum.
●
Meminimalisir
resiko serta dampak dari bencana yang akan terjadi
Poin ini memiliki penjabaran
diantaranya agar masyarakat sadar bahwa kita ini tinggal di daerah rawan
bencana, lalu mereka tahu tindakan-tindakan yang harus di lakukan pra bencana,
bencana dan pasca bencana
●
Mengetahui
langkah-langkah strategis apa yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan
Game ini
●
Mengetahui
peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengimplementasian game ini
Adapun manfaat yang dapat dicapai
dari penulisan ini adalah :
○
Memberikan
masukan kepada pemerintah untuk membuat teknik mitigasi yang modern, yang di
sukai oleh anak-anak dan remaja
Game simulasi bencana dapat
digunakan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. Teknik mitigasi bencana
dengan game merupakan sebuah inovasi yang dapat menarik minat dari anak-anak,
remaja dan dewasa untuk lebih peduli terhadap upaya pengurangan dampak bencana.
Seperti yang dijelaskan di atas
bahawa dengan bermain game simulasi bencana diharapkan masyarakat akan mengerti
cara untuk memperkecil dampak bencana yang terjadi. Game ini memberikan
keleluasaan kepada pemain untuk memilih wilayah, jenis bencana dan tokoh.
Tujuannya
adalah agar semua lapisan masyarakat sadar akan bahaya bencana dan mengerti
bagaimana sikap mereka seharusnya dalam menanggapi bancana. Karena mereka
tinggal di daerah potensi bencana. Manfaatnya meminimalisir jumlah korban
bencana dan jumlah kerugian akibat bencana alam karena bencana ini tidak bisa
dihindari
- Gagasan
Solusi
Terdahulu
Pemerintah
sudah membuat suatu kebijakan sebagai upaya penanggulangan bencana. Kebijakan
penanggulangan bencana ini di bagi menjadi 2 komponen umum yaitu :
1.
kebijakan
yang bersifat administratif dan ;
2.
kebijakan
yang bersift teknis.
Kedua kebijakan ini saling mendukung
dan saling terikat. Pembedaan sifat bertujuan untuk memperjelas maksud dan
jenis kebijakan. Kebijakan administratif terdiri dari :
1.
peraturan
dan kelembagaan;
2.
pengkajian
resiko dan sistem peringatan dini;
3.
pelatihan,
pendidikan dan keterampilan;
4.
pangurangan
risiko dasar;
5.
sistem
kesiapsiagaan pemerintah.
Sedangkan kebijakan yang bersifat
teknis di peroleh berdasarkan kejian dan petarisiko bencana. dan kebijakan
teknis meliputi :
1.
pencegahan
dan mitigasi bencana
2.
Kesiapsiagaan
bencana
3.
Tanggap
darurat bencana
4.
Pemulihan
bencana
Game
Simulasi bencana untuk pembelajaran mitigasi bencana
Meskipun
pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan bencana, namun
data masih menunjukkan tingginya jumlah korban maupun kerugian materi yang
diakibatkan oleh bencana. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
adalah letak indonesia yang berada pada kawasan potensi tinggi bencana. selain
itu, penduduk indonesia yang mencapai 237.641.326 orang membuat pemerintah
tidak dapat memberikan simulasi atau pemahaman akan bahaya bencana kepada
setiap warganya.
Konsep Game Simulasi Bencana
Pertama,
agar konsep program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana maka diperlukan
data yang akurat serta kemampuan yang tinggi dari pihak developer game. Karena
jika ada data yang tidak sesuai dan game developer yang kurang profesional maka
game yang dihasilkan tidak akan seperti yang diharapkan. Maka dari itu
diperlukan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaan program ini.
Game
ini merupakan sebuah permainan yang menarik bagi anak-anak dan remaja. Game ini
disesuaikan dengan karakteristik anak-anak yang suka bermain game. Konsep game
yang user friendly serta edukatif yang menjadi keuntungan game ini.
Dalam
permainan ini pengguna game dapat memilih tempat yang di inginkan, misalnya
tempatnya adalah di sekitar pantai. Kemudian pemain dapat memilih tokoh yang di
inginkan sesuai dengan kehendak hatinya, misalkan ia memilih menjadi seorang
warga biasa. Setelah memilih tokoh kemudian pemain dapat memilih jenis bencana
dari beberapa bencana yang telah ditentukan.
Mantap artikelnya
ReplyDeleteSekalian nih mau berbagi ini: PROPOSAL DESA
Semoga bermanfaat...