Contoh PKM GT Komunitas Dongeng Wayang Kardus-Program Kreatifitas Mahasiswa



RINGKASAN
            Istilah Nusantara sudah ada sejak zaman kerajaan. Nusantara adalah bangsa kepulauan yang memiliki keragaman etnis dan budaya yang kini lebih dikenal dengan Negara Indonesia. Keberagaman budaya diikuti dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Akan tetapi, rakyat Indonesia belum mampu untuk memanfaatkan sumber daya alam dan keuangan dengan maksimal. Hal itu disebabkan karena rendahnya moral, karakter dan kemampuan sumber daya manusia yang kita miliki.
Korupsi menjadi permasalahan serius bagi Negara ini. Menurut data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rp. 152,9 triliun aset negara berhasil diselamatkan pada tahun 2011. Pada tahun 2014 Indonesia hanya mampu berada diperingkat 107 dari 175 negara yang dinilai oleh Lembaga Transparansi Internasional.
            Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pemikiran baru sebagai salah satu solusi dari permasalahan korupsi di Indonesia. Membentuk generasi antikorupsi dengan cara membentuk komunitas dongeng yang mengajarkan pemahaman tentang korupsi dan penanaman karakter kepada anak-anak dan remaja dengan berbantu media wayang kardus.
            Melalui kegiatan rutin mendongeng yang dipadu dengan keolahragaan, kantin kejujuran, bersih-bersih, pementasan dongeng, dan workshop diharapkan dapat mengalihkan kegiatan pemuda pada hal yang positif. Menjadikan suasana lingkungan lebih kondusif dan nyaman untuk belajar dan dapat tercipta pribadi yang jujur, kreatif, berani dan bertanggung jawab.
            Generasi seperti yang telah disampaikan di atas merupakan modal untuk membentuk manusia antikorupsi. Sehingga bukan tidak mungkin Peringkat Indeks Prestasi Korupsi Indonesia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jumlah kasus dan kerugian negara yang diakibatkan dari perilaku KKN dapat sangat berkurang.

BAB 1
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan beragam kebudayaan. Keberagaman budaya diikuti dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Akan tetapi, rakyat Indonesia belum mampu untuk memanfaatkan sumber daya alam dan keuangan dengan maksimal. Hal itu disebabkan karena rendahnya moral, karakter dan kemampuan sumber daya manusia yang kita miliki.
Korupsi juga menjadi permasalahan yang pelik bagi bangsa ini, hampir seluruh sisi kehidupan tidak luput dari perilaku melanggar hukum tersebut dari orang pedesaan sampai kaum birokrat pemerintahan. Menurut data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rp. 152,9 triliun aset negara berhasil diselamatkan pada tahun 2011 (kpk.go.id).
Korupsi didefinisikan sebagai perilaku melanggar hukum, merugikan negara dan dianggap membawa snowball effect bagi perkembangan moral suatu bangsa. Di Indonesia, kasus korupsi merupakan masalah yang serius untuk segera diselesaikan karena Indonesia berada diperingkat ke-107 dari 175 negara yang disurvei Lembaga Transparansi Internasional. Informasi tersebut mengacu pada laporan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2014 (kompas.com). Dalam hal ini, Indonesia mengalami sedikit perbaikan jika dibanding dengan tahun 2013 yang meraih posisi ke-114.
Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Oleh karena itu, dunia pendidikan harus memiliki kontribusi untuk mencetak manusia yang beradab, memiliki integritas dan berakhlak mulia, yang memiliki muara terciptanya generasi antikorupsi. Dongeng dengan Media Wayang Kardus diharapkan menjadi salah satu solusi alternatif dalam dunia pendidikan untuk membentuk karakter siswa-siswi yang mengerti tentang korupsi. Sehingga tercipta, generasi muda antikorupsi.

B.         Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, Penulisan gagasan ini memiliki tujuan untuk:
1.         Membangun Generasi antikorupsi melalui pembentukan nilai-nilai karakter dengan media Wayang Kardus.
2.         Mampu memberikan kontribusi pemikiran untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

C.        Manfaat
Manfaat yang diraih dari penulisan gagasan antaralain sebagai berikut:
1.         Bagi Remaja, peningkatan pemahaman tentang korupsi.
2.         Terciptanya masyarakat yang taat hukum mengenai perilaku korupsi.
3.         Bagi Negara, berkurangnya kasus-kasus korupsi, sehingga diharapkan kerugian negara yang disebabkan kasus korupsi semakin berkurang.
BAB II
GAGASAN
a.         Kondisi kekinian pencetus gagasan
            Setidaknya sudah ada 285 kasus tindak pidana korupsi yang ditangani oleh KPK sejak pembentukannya 2004 sampai 2011. Tindak pidana korupsi yang ditangani KPK melibatkan tersangka dari berbagai kalangan, ada yang dari anggota DPR dan DPRD, menteri/kepala negara, duta besar, komisioner/dosen, gubernur, pegawai pemerintahan, walikota/bupati dan wakilnya, hakim, jaksa dan pegawai swasta (kpk.go.id).
Mudah pula kita temui kasus pembagian uang saat pemilihan Kepala Desa di berbagai daerah di Indonesia.Ini menandakan bahwa perilaku korupsi telah merebak ke seluruh elemen masyarakat.
            Pada tingkatan Internasional, Indonesia juga masih duduk di posisi yang kurang “keren” dalam masalah pemberantasan korupsi. Tahun 2008 data Indeks Persepsi Korupsi (CPI 2008), Indonesia hanya mendapat score 2,6 sehingga terpaksa berada pada peringkat 126 dari 180 negara yang disurvei.
            Tahun 2009, Indonesia berada diperingkat 111 mengalami perbaikan jika dibanding tahun sebelumnya. Nilai ini sejajar dengan Kepulauan Solomon, Togo, Mali, Mesir, Algeria, Djibouti, Sao Tom and Principe dan Karibati.Naik lagi ditahun 2011 menjadi peringkat ke-100, namun harus turun lagi pada tahun 2013 menjadi peringkat ke-114.
            Berikut ini akan disajikan grafik peringkat Indonesia menurut Indeks Persepsi Korupsi oleh transperancy.org:
           
Gambar 1. Chart Peringkat Indeks Persepsi Korupsi Indonesia
Hal ini menjadi permasalahan yang serius yang harus segera diupayakan penyelesaiannya. Pembentukan moral dan karakter generasi muda sejak dini diperlukan.
b.         Solusi yang pernah ditawarkan
            Beberapa gagasan yang pernah ditawarkan oleh berbagai pihak untuk menanggulangi perilaku korupsi yang ada di Indonesia, yaitu :
1.         Sedikitnya 100 orang kepala sekolah dan perwakilannya mengikuti sosialisasi dan penatausahaan dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Aula Gedung A Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma pada 17 September 2014. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana BOS yang kerap menggoda pengelolanya.
2.         Berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi ini didirikan berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3.         Komisi Anti Korupsi (KPK) mengajak mahasiswa terlibat dalam gerakan kampanye antikorupsi. Sejumlah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi telah membentuk komunitas antikorupsi. (Tempo, 2013)
4.         Undang-Undang Nomor 11Tahun 1980 yang mengatur tentang Tindak Pidana Suap.
5.         Lahirnya Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
6.         Lahirnya Undang-undang Nomor 28 Tabun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
7.         Ibnu Hamad, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbudmengaku sudah memasukkan pelajaran antikorupsi pada Kurikulum 2013. Karena kurikulum tersebut lebih menekankan sikap. (Transparansi Internasional Indonesia)
Solusi di atas menggambarkan beberapa instrumen hukum dan non-hukum yang berpartisipasi dalam proses memerangi antikorupsi di negeri ini. Mulai dari tindak pencegahan, dan tindak hukumannya. Namun faktanya Indonesia masih berada diperingkat ke 107 pada tahun 2014. Maka dari itu diperlukan inovasi dalam “memerangi” tindakkan korupsi.

c.         Gagasan baru yang ditawarkan
            Membentuk generasi antikorupsi tidaklah mudah. Peran pendidikan sangat vital dalam pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Baik pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Maka dari itu, kita harus mulai dari lingkungan terdekat dan dilakukan sejak dini untuk memberikan pemahaman tentang korupsi kepada anak-anak.
            Melalui dongeng Wayang Kardus, kemasan pendidikan anti korupsi akan terasa berbeda, karena dongeng merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Hingga tanpa disadari penanaman karakter yang berbudi pekerti luhur akan berlangsung bersamaan dengan berkembangnya Komunitas Dongeng Wayang Kardus.
            Dongeng yang diberikan kepada anak-anak akan memberikan berbagai manfaat. Hal itu yang menjadikan Dongeng tetap bertahan dan berkembang sampai sekarang, berikut ini adalah kelebihan dongeng apabila diberikan kepada anak-anak diantaranya:
1.         Membacakan dongeng untuk balita setiap menjelang tidur di malam hari dapat menstimulasi perkembangan otaknya.
2.         Membacakan cerita sebelum tidur akan menjadi ritual yang menyenangkan bagi anak, sekaligus mempererat ikatan antara orang tua dan anak. (Nessi Purnomo, Psi, Msi)
3.         Anak-anak yang sudah mulai membaca sejak dini memiliki perkembangan bahasa yang lebih baik.
4.         Membiarkan si kecil menggenggam halaman buku dengan jemarinya bisa meningkatkan kemampuan motoriknya.
5.         Kebiasaan membaca dapat membuat anak-anak memiliki konsentrasi lebih baik.
6.         Kegiatan mendongeng dapat memperkaya kosakata anak-anak
7.         Membaca/mendengarkan dongeng yang sama dapat membantu kemampuan logika anak-anak, sehingga ia menyadari ada pola tertentu dalam sebuah cerita.
Dari penjelasan di atas tidak diragukan lagi jika Dongeng dapat menjadi unsur penting dalam perkembangan anak-anak bila diberikan dengan metode yang tepat serta dikemas secara yang menarik.
            Berikut ini adalah kegiatan yang akan diterapkan dalam pembinaan karakter anak-anak, ada dua macam, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan penunjang.

Kegiatan rutin Komunitas Dongeng
            Kegiatan rutin komunitas terdiri dari pemberdayaan pengajar, lomba mendongeng, mendongeng bagi anak-anak dan lain-lain. Semua kegiatan disusun berdasarkan kurikulum yang sistematis.
1.         Mendongeng
Mendongeng adalah proses bercerita kepada anak-anak menggunakan media tertentu. Mendongeng yang bagus bisa diiringi dengan musik, tata artistik panggung, gerak-gerik yang mendukung, sehingga dapat menambah pengalaman psikologis atau motorik dari anak-anak. Kegiatan mendongeng ini dilakukan secara rutin dalam seminggu dengan tema anti korupsi.
2.         Pelatihan mendongeng
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah kapabilitas dari pengajar di komunitas dongeng. Karena kemampuan untuk dapat mendongeng dengan baik tidak bisa didapat secara instan. Sehingga diperlukan kegiatan pelatihan dan kajian secara rutin tentang cara mendongeng yang baik di depan anak-anak.
3.         Pentas bersama dan lomba mendongeng
Pentas dongeng merupakan kegiatan rutin yang dijadwalkan ada setahun sekali. Kegiatan akbar yang diadakan untuk semua kalangan ; warga masyarakat, dan komunitas dongeng. Pementasan ini berfungsi untuk memupuk rasa percaya diri anak-anak agar tercipta karakter yang berani, tangguh dan kreatif.
4.         Bersih-bersih Sekretariat
Perlu adanya kerja sama untuk mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi. Kerja sama tersebut dapat dilakukan dalam berbagai cara salah satunya untuk mewujudkan lingkungan yang nyaman dan sehat, perlu diadakan program bersih-bersih sekretariat bersama-sama dengan seluruh anggota komunitas dongeng.

Kegiatan penunjang
            Untuk menunjang kesehatan jiwa maka diperlukan juga kesehatan jasmani, karena keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Selain itu, untuk mewujudkan generasi antikorupsi kita tidak dapat hanya belajar tentang teori-teori antikorupsi. Perlu juga implementasi dalam dunia nyata terhadap perilaku berkehidupan kita. Adapun kegiatan penunjang untuk mewujudkan generasi sehat serta memperbanyak praktik perilaku pro antikorupsi :
1.         Adanya kantin kejujuran
Kantin ini akan berdiri ditengah-tengah komunitas. Kantin yang dikelola oleh komunitas itu sendiri, mengadopsi dari kantin kejujuran yang telah lama populer ditengah-tengah masyarakat. Dimana warga komunitas dongeng atau masyarakat dapat membeli berbagai keperluan hidup dengan membayar dan mengambil uang kembalian secara mandiri. Diharapkan kantin ini dapat memberikan dampak positif dalam perilaku jujur di masyarakat.
2.         Keolahragaan
Kegiatan olahraga memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan fisik dam mental manusia. Fisik yang bugar dapat menunjang berbagai kegiatan yang padat. Penerapan kegiatan olah raga dapat diisi dengan senam, jogging, wisata alam, voly atau kegiatan lain yang cocok dengan kondisi di lingkungan sekitar.
3.         Workshop membuat wayang kardus
Kegiatan workshop dapat diikuti oleh siapa saja, anggota komunitas, pengajar bahkan oleh orang lain yang ingin belajar untuk membuat wayang. Wayang kardus disini merupakan wayang kardus yang dibuat dari bahan-bahan bekas yang sudah tidak terpakai lagi.

Tabel 1. Agenda dan jadwal kegiatan Komunitas Dongeng Wayang Kardus Menuju Indonesia Antikorupsi
Agenda            Hari     Waktu  Peserta            Tempat
Mendongeng   Selasa, Kamis 15.00-16.40     Anak-anak      Sekretariat komunitas
Pelatihan mendongeng           Minggu            18.30-20.00     Remaja dan calon pengajar    Di alam / Sekretariat komunitas
Olah raga
-           Jelajah alam
-           bulu tangkis
-           jogging
Sabtu
Rabu
Minggu           
16.00-17.00
15.00-18.00
06.00-07.00     Anak-anak
Remaja,
Pengajar
Seluruh            Pelataran Balai Desa
Fasilitas olah raga
Dilingkungan sekitar
Senam Pagi    Minggu            06.00-08.00     Seluruh            Pelataran Balai Desa
Minggu bersih Minggu            09.00-10.00     Seluruh            Sekretariat komunitas
Workshop Wayang kardus     Jum’at 15.00-17.00     Remaja, anak anak, masyarakat       Sekretariat komunitas
Pentas Dongeng         Hari Libur dalam setahun sekali         17.00-21.00     Seluruh            Pelataran Balai Desa
Sekretariat komunitas
Kantin Kejujuran          Setiap hari       09.00-15.00     Pengurus         Sekretariat komunitas

d.         Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan

1.         Keluarga
Untuk membentuk kepribadian dan karakter anak-anak menjadi orang yang jujur, berani, dan bertanggung jawab keluarga memiliki peran yang vital. Karena keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak-anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang paling sering bersinggungan dengan anak-anak setelah, lingkungan bermain dan sekolah. Keluarga bisa mendukung dengan cara memberikan waktu dan kepercayaan agar anaknya aktif di komunitas dongeng. Jika mampu, sebelum tidur dalam lingkungan keluarga anak-anak dibiasakan untuk mendengar dongeng dari ayah atau ibunya sendiri.
2.         Karang Taruna
Organisasi pemuda yang ada di desa bisa menjadi motor revolusi dikalangan remaja. Remaja biasanya lebih mudah diajak teman sebayanya untuk mengikuti kegiatan, termasuk kegiatan oleh raga dan membuat program-program termasuk Komunitas Dongeng.
3.         Pemerintah
Melalui dinas-dinas terkaitnya pemerintah dapat membantu mensukseskan program komunitas mendongeng bisa dalam bentuk materiil maupun non-materiil. Sebagai contohnya, Dinas Sosial dapat mendukung melalui program sosialnya. Perpustakaan daerah dapat mensuplai buku-buku dongeng sehingga memperkaya bacaan dan referensi bagi komunitas dongeng. Dinas Kesehatan dapat melakukan pengecekan kesehatan berkala terhadap anggota komunitas, sehingga kesehatan jasmani dan rohani tetap terjaga atau dengan aktif memantau kegiatan keolahragaan yang ada.
4.         Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat yang disegani akan lebih mudah untuk membuat suatu program dan diikuti oleh warga lainnya, karena tokoh masyarakat menjadi panutan bagi warga lainnya.

e.         Langkah-langkah strategis yang dilakukan

Beberapa langkah yang bisa diambil guna mewujudkan gagasan ini adalah:
1.         Koordinasi kepada pihak-pihak terkait untuk mengimplementasikan kegiatan di ruang lingkup masyarakat. Kepala Desa, ketua karang taruna, ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, dan dinas terkait.
2.         Mendesain sistem kegiatan dari Komunitas Dongeng.
3.         Melakukan sosialisasi program kepada warga untuk mendapatkan tanggapan.
4.         Menentukan lokasi yang representatif untuk sekretariat dari komunitas dongeng dan mengumpulkan bacaan tentang dongeng dan antikorupsi.
5.         Mengumpulkan peralatan yang dibutuhkan sebagai sarana dan prasarana kegiatan dikomunitas dongeng.
6.         Mencari pelatih yang berkompeten untuk mengajarkan dongeng dan kegiatan pendukung.
7.         Pelaksanaan kegiatan bersama dengan anak-anak, remaja, dan seluruh anggota masyarakat (Launching).
8.         Butuh komitmen bersama dari berbagai pihak agar program ini terus berjalan.

BAB III
KESIMPULAN

Inti gagasan
            Gagasan Komunitas Dongeng Wayang Kardus Menuju Indonesia Antikorupsi merupakan konsep membentuk karakter anak-anak dan remaja menjadi pribadi yang jujur, kooperatif, berani dan bertanggungjawab. Ide ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan pencegahan korupsi yang ada di Indonesia. Hal itu didasari atas keprihatinan melihat ranking dan tingginya angka korupsi di Indonesia. Sehingga melalui program kantin kejujuran, pementasan wayang antikorupsi, bersih-bersih bersama, dan olah raga dapat mewujudkan generasi cerdas antikorupsi yang memiliki kesehatan lahir dan batin.
Teknik implemantasi gagasan
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, harus ada dukungan dan kerjasama dari berbagai elemen yang ada di masyarakat maupun pemerintahan. Penyusunan grand desain komunitas dongeng, strategi kegiatan, dan bagaimana cara pendanaan akan dilakukan perlu diperhatikan. Selain itu harus ada dukungan dari pihak keluarga yang memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak-anaknya untuk belajar dikomunitas dongeng. Komitmen dari anak-anak dan remaja serta para pendongeng juga sangat vital agar dapat tercapai pembinaan karakter anak sesuai tujuan.

Prediksi keberhasilan
            Dengan adanya ide baru yang segar pada setiap bulan dikomunitas dongeng bisa menghadirkan suasana dan pengalaman baru bagi semua pihak, tak terkecuali anak-anak, pengajar dan masyarakat. Suasana yang asyik dan kondusif merupakan modal utama bagi anak-anak belajar. Maka dengan program ini mampu tercipta generasi antikorupsi dikalangan pemuda. Kesehatan rohani (akademis) dan jasmani juga ditempa setiap saat lewat program olah raga dan mendongeng. Softskill mereka juga diasah melalui workshop pembuatan wayang, dan pementasan mendongeng yang dihadirkan anak-anak. Jika Program Komunitas Dongeng Wayang Kardus dapat berjalan secara berlanjut, akan sangat mungkin tercipta lingkungan yang nyaman, asri, estetis, dan aman. Hal ini karena karakter dari masyarakat yang jujur, berani, kreatif dan bertanggungjawab.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2012. Manajemen pendidikan karakter. Edisi 1. Jakarta: Bumi aksara.
Manuaba, putera.“Budaya daerah dan jati diri bangsa: pemberdayaan cerita rakyat dalam memasuki otonomi daerah dan globalisasi,” masyarakat, kebudayaan dan politik, Th XII, No 4, Oktober 1999, 57-66.
Susanto, mike diksi rupa: kumpulan istilah dan gerakan seni rupa 2012, Edisi 1. Yogyakarta: Dictiart lab& djagat art house. Yogjakarta.
Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi http://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/undang-undang-pendukung diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2008 http://www.transparency.org/research/cpi/cpi_2008/0/ diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2009 http://www.transparency.org/research/cpi/cpi_2009/0/diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2010 http://www.transparency.org/cpi2010 diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2011 http://www.transparency.org/cpi2011 diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2012 http://www.transparency.org/cpi2012diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2013 http://www.transparency.org/cpi2013 diakses tanggal 2 Februari 2015
Indeks Persepsi Korupsi Korupsi tahun 2014 http://www.transparency.org/cpi2014 diakses tanggal 2 Februari 2015
http://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/struktur-organisasi/deputi-pencegahandiakses tanggal 12 Februari 2015
http://dikti.go.id/blog/2014/05/05/dirjen-dikti-buka-training-of-trainers-pendidikan-anti-korupsi-2014/diakses tanggal 12 Februari 2015
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/12/27/mfp0ct-ini-jumlah-uang-negara-yang-diselamatkan-kpkdiakses tanggal 12 Februari 2015
http://jabar.tribunnews.com/2014/09/17/perwakilan-sekolah-dibekali-pencegahan-korupsi-dana-bosdiakses tanggal 12 Februari 2015

http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan-tindak-pidana-korupsi-berdasarkan-tingkat-jabatandiakses tanggal 12 Februari 2015

Program Kreatifitas Mahasiswa untuk download file lengkapnya di sini

Comments