Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran
yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning
bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Definisi secara lebih
komperehensif tentang Project Based Learning menurut The George Lucas
Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut :
a. Project-based learning is curriculum
fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project
Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat
melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
displin yang sedang dikajinya (The George Lucas Educational Foundation:
2005).
b. Project-based learning asks a question
or poses a problem that each student can answer.Project Based Learning adalah model pembelajaran yang
menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta
didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi)
dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap
peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun (The
George Lucas Educational Foundation: 2005).
c. Project-based learning asks students
to investigate issues and topics addressing real-world problems while
integrating subjects across the curriculum. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang
menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar
berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan
secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (The George Lucas Educational
Foundation: 2005).
d. Project-based learning is a method
that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project
Based Learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang
bermakna. (The George Lucas Educational Foundation: 2005). Global
SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation
tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) peserta didik membuat keputusan
tentang sebuah kerangka kerja,
2) adanya permasalahan atau tantangan
yang diajukan kepada peserta didik,
3) peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,
4) peserta didik secara kolaboratif
bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan,
5) proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu,
6) peserta didik secara berkala melakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
7) produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif,
8) situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan (Global SchoolNet, 2000).
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan Project Based Learning dikembangkan
berdasarkan faham filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme
mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menyusun
sendiri pengetahuannya (Bell, 1995: 28). Project based learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan
pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang
lain.
Pada pendekatan Project Based
Learning, pengajar berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Sedangkan pada kelas
”konvensional” pengajar dianggap sebagai seseorang yang paling menguasai materi
dan karenanya semua informasi diberikan secara langsung kepada peserta didik.
Pada kelas Project Based Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara
kolaboratif, penilaian dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa
sangat berkembang. Hal ini berbeda dengan kelas ”konvensional” yang terbiasa
dengan situasi kelas individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil
daripada proses, dan sumber belajar cenderung stagnan.
Langkah-langkah pembelajaran dalam
Project Based Leraning sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas
Educational Foundation (2005) terdiri dari:
- Start
With the Essential Question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar
topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik (The George Lucas
Educational Foundation : 2005).
- Design a Plan for the Project
Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
- Create a Schedule
Pengajar dan peserta didik secara
kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas
pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyak,
(3) membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta peserta didik
untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara (The George
Lucas Educational Foundation : 2005).
- Monitor
the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting (The George Lucas Educational
Foundation : 2005).
- Assess
the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu
pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masingmasing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya (The George Lucas Educational Foundation :
2005).
- Evaluate
the Experience
Pada akhir proses pembelajaran,
pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta
didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran (The
George Lucas Educational Foundation : 2005).
Heide Spruck Wrigley
(1998) dalam sebuah risetnya menyimpulkan bahwa:
Penerapan Project Based Learning telah
menunjukan bahwa pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami
proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk
menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung,
membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnya
kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul atau gagasannya
untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang
bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar lebih bermakna.
untuk file lengkap Makalah model pembelajaran bisa download di sini
Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Pembelajaran Project Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Inquiry Learning
Comments
Post a Comment