PERJUANGAN CRST
UNTUK MEMPERKERJAKAN DAN MEMPERTAHANKAN SOPIR TRUK
1. Akan
seperti apakah proses seleksi yang efektif untuk mengisi posisi pengemudi truck?
Jawab
:
ketika
saya menjadi HRD sebuah perusahaan yang menuntut pekerjanya memiliki LOYALITAS
yang tinggi maka saya akan melakukan langkah-langkah seleksi yang ketat.
Diantaranya adalah :
a. Seleksi
administratif
·
Surat
lamaran kerja
·
Kecocokan
lowongan dengan kemampuan yang dimiliki
·
SKCK
·
Surat
sehat : karena seorang supir di tuntut sehat secara jasmani
·
Kartu
pengenal : lebih mengutamakan yang belum menikah karena pekerja tidak akan
kawatir terhadap keadaan keluargannya ketika di jalan
·
Daftar
riwayat hidup dan pekerjaan : seberapa sering ia berpindah-pindah kerja
b. Psikotes
Setelah
di saring dari tahapan seleksi sebelumnya, maka proses seleksi ini akan
mendapatkan beberapa orang yang lebih mengerucut.
Proses
ini di lakukan untuk untuk mengetahui :
·
Potential
capability
·
Kelainan
psikologi
·
Tingkat
kompetensi
·
Personality
: termasuk loyalitasnya
c. Wawancara
Begitu
juga dengan tahapan seleksi ini, beberapa sudah mengalami seleksi pada tahap
sebelumnya. Maka didapatkan orang dengan keinginan yang lebih mengerucut sesuai
dengan yang kita inginkan. Proses ini Untuk memastikan/ crosscheck terhadap
dugaan-dugaan mengenai loyalitas dari calon pegawainya serta menanyakan
kesesuaian gaji.
2. Seandainya
anda dirut CRST, apakah yang akan anda lakukan untuk menangani masalah yang
anda hadapi?
Jawab
: Peningkatan loyalitas
Kepada
penulis Hanna Rosin, Chief Executive Officer Yahoo! Marissa Mayer mengatakan,
cara paling jitu untuk menjaga kesetiaan karyawan ialah dengan mengetahui irama
kerja dan hasratnya. Menurut dia, alasan seseorang untuk resign tak melulu gaji
kecil atau beban kerja yang berat. Setiap orang bisa saja bekerja berat dalam
segala kondisi selama hatinya senang.(plasadana.com)
Berdasarkan tujuan peningkatan
loyalitas, peningkatan loyalitas karyawan harus mendapatkan perhatian yang
khusus dari pihak manajemen perusahaan. Jika peningkatan loyalitas karyawa dikelola
dengan baik oleh perusahaan, maka karyawan akan memiliki semangat bekerja,
berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal pada perusahaan. Mengingat bahwa sumber
daya manusia merupakan unsur yang terpenting, pemeliharaan hubungan yang
berkelanjutan dan serasi dengan karyawan dalam setiap perusahaan menjadi sangat
penting. Tujuan utama perusahaan melakukan program peningkatan loyalitas
karyawan adalah untuk membuat setiap orang dalam perusahaan merasa betah dan
senantiasa bertahan sekalipun terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kestabilan
dan keadaan perusahaan.
Loyalitas merupakan tekad dan
kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Flippo, 1996). Banyak faktor yang
menjadikan seorang karyawan menjadi loyal, diantaranya kepuasan kerja,
kompensasi atau insentif, komunikasi yang efektif, motivasi yang diberikan oleh
perusahaan, tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir, pengadaan pelatihan
dan pendidikan karyawan, partisipasi kerja, pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja serta hubungan dengan karyawan lain. Dimana, faktor-faktor
tersebut sebagian diantaranya merupakan metode dalam program pemeliharaan
karyawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa loyalitas karyawan dapat diciptakan
melalui program peningkatan loyalitas karyawan.( adidjuned.blogspot.com)
Ketika saya mencoba browsing lagi saya mendapati
tulisan yang saya kira cocok dengan kasus ini.
1. Jadikan
Perusahaan Anda Tempat Favorit
Sebagai
tempat kerja, kantor Anda tidak harus seperti Google atau Facebook yang membuat suasana “Work Like at Home”. Namun
pastikan setiap karyawan merasakan kepuasan dan ketersediaan dalam karir
mereka. Lainnya juga dapat berupa kegiatan Sosial, Amal, Sukarela dan
Layanan Masyarakat sebagai aktualisasi mereka dalam Lingkungan.
2.
Ciptakan Peluang Partisipasi Karyawan
Keterlibatan
dan Partisipasi karyawan bukan hanya urusan kerja semata namun juga menyentuh
aktivitas pribadi dan keluarga mereka, sehingga mereka akan lebih bahagia dan
lebih aktif terlibat dan produktif dalam bekerja. Kegiatan dalam
komunitas mereka selain di kantor perlu difasilitasi untuk membangun mental dan
jiwa mereka.
3.
Buka Kotak Saran
Selalu
buka Pintu Anda dalam menampung dan berdiskusi setiap waktu. Saran dan
masukan mereka bukan menunjukkan sikap cengeng dalam bekerja, melainkan bentuk
dan cara mereka mencapai performa yang mungkin tidak Anda harapkan mereka
lakukan. Lepaskan Kreativitas mereka dalam bekerja dengan tetap
memperhatikan Kontrol dan
Monitoring dalam prosesnya.
4.
Aktivitas Team Building
Kebersamaan
dalam Tim akan membuat suasana kerja makin kondusif dan tingkat produktivitas
semakin besar. Kegiatan menyatukan karyawan ini tidak hanya melulu
seperti kegiatan Outing (Outbound) namun bisa berupa aktivitas sosial
kemasyarakatan, seperti Donor Darah, Kunjungan Panti Asuhan, Pasar Murah dan
lainnya. Keterlibatan mereka akan membangun Kebersamaan dalam Tim Anda.
5.
Program Berkelanjutan
Program
pemberdayaan karyawan untuk membangun Loyalitas ini tidak mungkin hanya
berlangsung sekali saja, namun merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dan
terus dengan tekun dilakukan. Coba Anda pikirkan bentuk kegiatan yang
Impresif dan Aktif dalam membuat karyawan Anda Loyal.
Loyalitas
Karyawan seiring menjaga performa atau kinerja juga berimbas pada bentuk-bentuk
positif lain seperti Pola Pikir Maju (Advanced), Integritas (Integrity)
dan Disiplin (Dicipline). Perilaku ini sangat mahal harganya
terlebih dengan makin maraknya industry-industri sejenis yang meramaikan
pasar. Anda jaga semangat kerja Tim Anda dengan memberikan Pemberdayaan
untuk membangun Loyalitas.(ikhtisar.com)
WILL-BURT MENDIDIK
PEKERJANYA
1. Bagaimana
kuliah seperti aljabar atau manajemen bisnis menyokong produktivitas yang lebih
tingi di antara para pekerja pabrik?
Jawab
:
Dalam
proses pendidikan ilmu-ilmu tersebut merupakan ilmu dasar dalam sebuah proses
manufacturing. Ketika mereka di berikan pelatihan kursus mengenai sebuah
aljabar, trigonometri, kalkulus, manajement bisnis dan lainnya maka mereka akan
mengetahui kegunaan dari ilmu-ilmu tersebut. Dalam masalah manufacturing memang
itu merupakan fundamental yang harus dimiliki seorang pekerja. Sehingga
otomatis mereka dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan seorang
manajer.
2.
Adakah perbedaan antara pelatihan
dengan pendidikan? Manajemen pada Will-Burt mengira ada, dan mereka
berinvestasi dalam pendidikan. Mengapa?
Jawab
:
Definisi
pendidikan >>
Menurut
dictionary of education pendidikan adalah :
1.
Proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya
dalam masyarakat dimana dia hidup
2.
Proses
sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol, khususnya yang datang dari sekolah, sehingga mereka dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang optimum
Definisi
pelatihan >>
Menurut
Nitisemito 1996
Suatu
kegitana dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan
memperkembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari [ara
karyawannya sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.
PERBANDINGAN PENDIDIKAN DENGAN
PELATIHAN
3.
Apakah pengalaman Will-Burt dapat
digeneralisasi ke perusahaan manufaktur lain? Mengapa atau mengapa tidak?
Jawab
:
Yah
saya rasa teknik manajerial seperti ini dapat di implemetasikan ke berbagai
sudut manufacturing yang lainnya.
Saya
memiliki alasan karena sebuah keterampilan itu mutlak dimiliki seorang pekerja.
Seorang pekerja yang terampil dan memiliki ilmu-ilmu dasar yang mendukung
pekerjaannya dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik, efisien dan efektive.
Berbeda dengan seorang pekerja yang tidak memiliki ketrampilan, maka ia harus
sering di awasi untuk di berikan pengarahan oleh seorang mentor.
Comments
Post a Comment