Mahasiswa Teknik Informatika UMK
Disusun Oleh :
DEVA PUTRA PRATAMA (201351108)
THORIQ ABDHUL AZIZ (201351083)
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem informasi geografis (SIG)
pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untukmenyelesaikan permasalahan
geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembangtidak hanya bertujuan
untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambahke berbagai
bidang seperti:
• analisis
penyakit epidemik (demam berdarah)
• analisis
kejahatan (kerusuhan)
• navigasi
dan vehicle routing (lintasan terpendek)
• analisis
bisnis (sistem stock dan distribusi)
• urban
(tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah)
• peneliti:
spatial data exploration
• utility
(listrik, PAM, telpon) inventory and management
• pertahanan
(military simulation), dll
GIS merupakan akronim
dari:
v Geography
Istilah ini digunakan karena GIS
dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’. Object ini mengarah pada
spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik,budaya atau
ekonomi alamiah.Penampakantersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan
gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya
di bumi.Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiapspasial
yang berbeda pada peta dua dimensi.
v Information
Informasi berasal dari pengolahan
sejumlah data.Dalam GIS informasi memilikivolume terbesar. Setiap object
geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada
dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harusdiasosiasikan dengan objek
spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent.Ketikadata tersebut
diasosiasikan dengan permukaan geografis yang representatif, datatersebut mampu
memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada objek.Perlu diingat bahwa
semua informasi adalah data tapi tidak semua data merupakaninformasi.
v System
Pengertian suatu
sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi
danberinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan
tertentu.
SistemInformasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk
mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial
(keruangan)1. Yakni informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti
bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem
koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data
spasial) dan data semantiknya (data atribut).SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan
karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang kritis.Penanganan dan
analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh
karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data
peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan
bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu theme atau
layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular
yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang
berada dalam layer tersebut .
BAB II
SISTEM INFOMASI GEOGRAFIS
GeographicInformation System atau lebih dikenal dengan sebutan GIS merupakan suatu
sistem informasi yang terintegrasi dan secara khusus digunakan untuk mengelola
berbagai data yang mempunyai suatu informasi dalam bentuk spasial (keruangan)
dimana teknologi sistem informasi geografis ini dapat digunakan untuk
investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi bahkan data juga digunakan untuk melakukan perencaraan terhadap
rute. Secara praktisnya kita bisa menyebutkan bahwa Geographic Information
System adalah suatu sistem komputerisasi yang mempunyai kemapuan untuk
membangun, mengelola, menganalisa, menyimpan dan menampilkan suatu informasi
geografis dalam bentuk pemetaan dimana user yang membangun data serta
mengoperasikannya juga termasuk dari bagian sistem tersebut.
Dalam
pengertian lainnya Geographic Information System adalah suatu alat yang
memungkinkan para user untuk menciptakan query secara interaktif,
menganalisa informasi spasial, mengedit data, peta wilayah dan mempresentasikan
semua dari hasil operasi tersebut. Geographic Information Knowledge merupakan
suatu ilmu yang mendasari suatu konsep geografis, program aplikasi dan sistemnya
dan biasanya ilmu ini akan diajarkan ketika sudah mencapai tingkat perguruan
tinggi. Dalam istilah sederhana itu Geographic Information System adalah
penggabungan database (dB) kartografi dan teknologi dimana memungkinkan para user
menjadi lebih user friendly terhadap program aplikasi untuk
menemukan arah lokasi seperti Global Positioning System atau lebih
dikenal dengan sebutan GPS. Global Positioning System merupakan suatu
komponen apliaksi real time yang menggunakan satelit untuk menunjukkan
posisi lokasi dimana anda berada saat ini. Atau untuk lebih jelasnya Global
Positioning System adalah sebuah sistem navigasi berbasiskan radio yang
menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada pengguna
diseluruh dunia dimana untuk jasa penggunaan satelit GPS ini tidak akan
dikenakan biaya tambahan atau free akses dan untuk menggunakannya para user
hanya membutuhkan GPS receiver untuk dapat mengetahui koordinat lokasi
dimana keakuratan koordinat lokasi tergantung pada tipe GPS receiver
yang digunakan.
GeographicInformation System dapat diakses, ditransfer, ditransformasikan, diproses
dan ditampilkan dengan menggunakan berbagai macam program aplikasi perangkat
lunak (software). Dalam suatu industri komersial ditawarkan oleh
perusahaan seperti : Autodesk, Bentley Systems, ESRI, Intergraph,
Manifold System, MapInfo dan Smallworld yang paling mendominasi. Departemen
pemerintah dan militer sering menggunakan perangkat lunak (software)
yang telah di costumize dimana produk – produk yang berbasis Open Source
seperti : GRASS atau uDig atau secara khususnya adalah suatu produk yang
telah memenuhi kebutuhan serta telah didefinisikan dengan sangat baik. Meskipun
ada suatu perangkat gratis untuk melihat GIS dataset, akses publik terhadap
informasi geografis didominasi oleh sumber daya online seperti Google
Earth dan pemetaan web interaktif.
2.1 Defenisi
GIS
Geographical information system (GIS)
merupakan komputer yang berbasis pada sisteminformasi yang digunakan untuk
memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaangeografi bumi.
Defenisi GIS selalu berubah karena GIS
merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang
relatif masih baru. Beberapa defenisi
dari GIS adalah:
1.
Definisi GIS (Rhind, 1988):
GIS
is a computer system for collecting, checking, integrating and
analyzinginformation related to the surface of the earth.
2.
Definisi GIS yang dianggap lebih
memadai (Marble & Peuquet, 1983) and (Parker,1988; Ozemoy et al.,
1981; Burrough, 1986):GIS deals with space-time data and often but not
necessarily, employs computerhardware and software.
3.
Purwadhi, 1994:
-
SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware),perangkat
lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan system penyimpanan,
pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapatdiperoleh
informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.
-
SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis computer dengan
tiga karakteristik dasar, yaitu: (i) mempunyai fenomena aktual (variabel
datanon-lokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi
bersangkutan; (ii)merupakan suatu kejadian di suatu lokasi; dan (iii) mempunyai
dimensi waktu.
Alasan GIS dibutuhkan adalah karena
untuk data spatial penanganannya sangat sulit terutamakarena peta dan data
statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan datadan
informasi yang diberikan enjadi tidak akurat. Berikut adalah dua keistimewaan
analisamelalui Geographical information system (GIS) yakni:
Analisa
Proximity
Analisa Proximity merupakan suatu
geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity GIS
menggunakan proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung
sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hugungan antara
sifat bagian yang ada.
Analisa
overlay
Proses integrasi data dari
lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay.Secara analisa
membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secarafisik agar
bisa dianalisa secara visual.Dengan demikian, GIS diharapkan mampu memberikan
kemudahan-kemudahan yangdiinginkan yaitu:
ü penanganan
data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
ü revisi
dan pemutakhiran data menjadi lebih muda
ü data
geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan
ü menjadi
produk yang mempunyai nilaI tambah
ü kemampuan
menukar data geospasial
ü penghematan
waktu dan biaya
ü keputusan
yang diambil menjai lebih baik.
2.1.1Karakteristik
SIG
1.
Merupakan suatu sistem hasil
pengembangan perangkat keras dan perangkat luna
untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu
sistem berbasis komputer.
2. Melibatkan
ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
3. Masalah
dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur,model
dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan,
expertsystem dan decision support system serta penerapannya
4. Perbedaannya
dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak geografis,dan
terdiri dari data tekstual maupun grafik
5. Bukan
hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentukpeta
dijital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali
6. Mampu
mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan,memanipulasi,
memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatuwilayah
7. Mampu
menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah.Contoh :
penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan informasi dasar seperticurah
hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar biasanya dikumpulkan secaraberkala
dalam jangka yang cukup panjang.
2.2 Konsep Sistem Informasi Geografis
Pertengahan
1970-an telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk
menangani masalah informasi yang bereferansi geografis dalam berbagai cara
dan bentuk. Masalah-masalah ini
mencakup:
a.
Pengorganisasian data dan informasi.
b.
Penempatan informasi pada lokasi tertentu.
c.
Melakukan komputasi, memberikan ilusi keterhubungan satu sama lainnya
(koneksi), beserta analisa-analisa spasial lainnya.
Sebutan
umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah tersebut adalah Sistem
Informasi Geografis.Dalam literatur, Sistem Informasi Geografis dipandang
sebagai hasil perpaduan antara sistem komputer untuk bidang Kartografi (CAC)
atau sistem komputer untuk bidang perancangan (CAD) dengan teknologi basis data
(data base).
Pada
awalnya, data geografis hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan symbol,
garis dan warna. Elemen-elemen geografis ini dideskripsikan di dalam legendanya
misalnya: garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan
sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya.
Selain
itu, berbagai data yang di-overlay-kan berdasarkan sistem koordinat yang sama.
Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif baik sebagai alat presentasi
maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis.Tetapi media peta masih
mengandung kelemahan atau keterbatasan. Informasi-informasi yang disimpan,
diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk
tujuan tertentu pula, tidak mudah untuk merubah presentasi tersebut karena peta
selalu menyediakan gambar atau simbol unsur geografis dengan bentuk yang tetap
walaupun diperlukan untuk kebutuhan yang berbeda.
Sumber
data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei
kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau
studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk
menghasilkan produk yang berupa informasi yang berguna dapat berupa peta
konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang
diiinginkan user,
dapat dilihat pada gambar berikut :
2.3.1 Hardware
GIS
membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemproresan data.Ukuran darisistem
komputerisasi bergantung pada tipe GIS itu sendiri.GIS dengan skala yang
kecilhanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil dan sebaliknya.Ketika
GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang besarpula
serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user.
Haltersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data vektor maupun
dataraster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses
analisanyamembutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. Untuk mengubah
peta kedalam bentuk digital diperlukan hardware yang disebut digitizer.
2.3.2 Software
Dalam
pembuatan GIS di perlukan software yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan
penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis.Dengan demikian,
elemen yang harus terdapat dalam komponen software GIS adalah:
• Tool untuk
melakukan input dan transformasi data geografis
• Sistem
Manajemen Basis Data (DBMS)
• Tool yang mendukung query geografis, analisa dan
visualisasi
• Graphical
User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.Inti dari
software GIS adalah software GIS itu sendiri yang mampu menyediakan
fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query dan analisa data
geografi.Beberapa contoh software GIS adalah ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk
SIG; CADsystem untuk entry graphic data; dan ERDAS serta ER-MAP untuk proses
remotesensing data. Modul dasar perangkat lunak SIG: modul pemasukan dan
pembetulan data,modul penyimpanan dan pengorganisasian data, modul pemrosesan
dan penyajian data,modul transformasi data, modul interaksi dengan pengguna
(input query)
2.3.3 Data
• SIG
merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data BaseManagement System)
dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatusistem antar muka dan
sistem query dan basis data dibangun untuk aplikasimultiuser.
• SIG
merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis) dengan kelebihandapat
mengelola data spasial dan data non-spasial sekaligus.
Syarat pengorganisasian data:
Volum kecil dengan klasifikasi data yang baik;
Penyajian yang akurat; Mudah dan cepatdalam pencarian kembali (data retrieval)
dan penggabungan (proses komposit).
2.3.3.1 Type
Data
Ø Data lokasi
Ø Koordinat lokasi
Ø Nama lokasi
Ø Lokasi topologi (letak relatif: sebelah kiri danau A,
sebelah kanan pertokoan B)
Ø Data non-lokasi
Ø Curah hujan
Ø Jumlah panen
Ø Terdiri dari variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai
luas (10 ha), jenis (pasir)
Ø Data dimensi waktu (temporal)
Ø Data non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah
dengan waktu (misal:data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan
Juli)
Gambar
3.Capturing and Displaying Data
2.3.3.2 Lima Cara Perolehan Data/Informasi Geografi
1) Survei lapangan: pengukuran fisik (land marks),
pengambilan sampel (polusiair), pengumpulan data non-fisik (data sosial,
politik, ekonomi dan budaya).
2) Sensus: dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan
pengamatan pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah
penduduk,sensus kepemilikan tanah).
3) Statistik: merupakan metode pengumpulan data
periodik/per-interval-waktupada stasiun pengamatan dan analisis data geografi
tersebut, contoh: data curahhujan.
4) Tracking: merupakan cara pengumpulan data dalam
periode tertentu untuktujuan pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh:
kebakaran hutan,gunung meletus, debit air sungai.
5) Penginderaan jarak jauh (inderaja):
merupakan ilmu dan seni untukmendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau
fenomena melalui analisisdata yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus
kontak langsung denganobyek, wilayah atau fenomena yang diamati (Lillesand
& Kiefer, 1994).
2.3.4 Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa
manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik.Jadi manusia
menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu
analisa yang dibutuhkan.
2.3.5 Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan
aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk
setiap permasalahan.
Serangan
organisme pengganggu tanaman dapat menyebabkan target pertanian menurun. Kini
prediksi serangan organisme pengganggu tanaman dapat diakses melalui Internet.
Organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti gulma, hama, dan mikroorganisme
patogenik merupakan musuh bebuyutan para petani.
Organisme-organisme
itu dapat menyebabkan tanaman rentan terserang penyakit dan menurunkan kualitas
tanaman. Oleh karena itu, untuk menghasilkan tanaman berkualitas, diperlukan upaya
pengendalian OPT yang menyeluruh.
Menurut Edi Suwardiwijaya, fungsional pengendali OPT dari Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BB-POPT) Departemen Pertanian,
berbagai upaya pengendalian hama terpadu (PHT) untuk mencegah serangan OPT terus
dikembangkan hingga saat ini. Secara operasional, penerapan PHT mencakup upaya
preemtif dan responsif.
Upaya
preemtif ialah pengendalian hama berdasarkan informasi dan pengalaman status
OPT waktu sebelumnya. Upaya tersebut mencakup penentuan pola tanam, varietas,
waktu tanam, keserentakan tanam, pemupukan, pengairan, jarak tanam, dan
penyiangan.Tujuan upaya preemtif ialah membudidayakan tanaman sehat. Di samping
upaya preemtif, dilakukan pula upaya responsif, yaitu pengendalian berdasarkan
informasi status OPT dan faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya musim
saat itu.
Beberapa
bentuk upaya responsif, antara lain penggunaan musuh alami, pestisida alami,
pestisida kimia, serta pengendalian mekanis. Upaya itu kerap mempertimbangkan
biaya pengendalian yang perlu dilakukan. Edi mengatakan untuk menerapkan
tindakan operasional tersebut diperlukan informasi berupa model prediksi
kejadian serangan atau peramalan OPT di suatu daerah. Peramalan itu mencakup
suatu kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi serangan OPT.
Tidak hanya itu, peramalan juga bertujuan untuk memprediksi kemungkinan
penyebaran dan akibat yang ditimbulkan serangan OPT dalam ruang dan waktu
tertentu.
Menurut
Peneliti dari Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (PTISDA) BPPT,
Hartanto Sanjaya, jaringan komputer Neonet didukung 16 prosesor dengan memori
16 gigabyte. Sedangkan kapasitas hardisk untuk menyimpan data sebesar 9
terabyte.
·
Model Runtun Waktu
Agar ramalan yang dibuat cukup akurat, perlu dilakukan peningkatan
mutu (upgrading) informasi hasil ramalan, deskripsi, dan pengembangan model
peramalan.Kegiatan itu dilakukan oleh BB-POPT.
Edi menerangkan metode peramalan tersebut menggunakan model runtun
waktu, yaitu menyelidiki pola dalam deret data historis atau data masa lalu dan
mengekstrapolasikannya ke masa depan.
Metode tersebut hanya menggunakan satu variabel, yaitu serangan OPT pada
masa lampau. Asumsi yang digunakan dalam penerapan model runtun waktu itu mengganggap
kejadian serangan OPT pada masa lalu akan terus berulang setiap tahunnya. Cara
membaca data peta sebaran OPT secara nasional terbilang cukup mudah. Mula-mula
kursor diarahkan ke menu komoditas untuk memilih padi, jagung, atau
kedelai. Setelah itu pengguna bisa
memilih enam jenis OPT yang tersedia, misalkan penggerek batang, wereng
cokelat, tikus, tungro, BLB, dan blas. Proses selanjutnya, pengguna mengatur
keterangan yang akan ditampilan di peta berupa grid, kota, jalan, sungai, dan
provinsi.
Kursor kemudian diarahkan ke menu pembesar, pengecil,
penggeser, dan penampil keseluruhan peta. Untuk mengetahui detail ramalan OPT
di peta sebaiknya pengguna memilih menu pembesar. Selanjutnya, kursor diarahkan
ke suatu provinsi untuk mengetahui perkiraan luas daerah yang terserang OPT. Sebagai contoh, ketika pengguna mengeklik
Provinsi DKI Jakarta, saat itu pula bisa diketahui informasi mengenai luas
tanaman padi yang rentan terserang OPT jenis penggerek batang.
Kelemahan lain dari sistem informasi itu ialah pada data
sebaran OPT belum dilengkapi petunjuk cara pengendalian yang harus dilakukan
para petani. Misalnya, apabila terjadi serangan BLB, apa yang harus dilakukan
petani untuk dapat mengatasi persoalan itu. Metode peramalan dengan model yang
menggunakan satu variabel itu juga dinilai memiliki akurasi rendah. Menurut
Hartanto, selama ini data serangan OPT diperoleh secara manual dari pemantauan
petugas pengendali OPT di lapangan. Padahal, selama ini jumlah petugas yang
tersedia tidak sebanding dengan luasnya lahan pertanian yang dipantau.Dampaknya,
kebanyakan data akhirnya didasarkan pada perkiraan-perkiraan.
Contoh lain di bidang pertanian adalah digunakannya SIG untuk pengelolaan kebun kelapa sawit yang di dalamnya termasuk pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Berikut skemanya.
2.5APLIKASI Sistem Informasi Geografis
di Bidang PERTANIAN
Aplikasi SIG di
bidang pertanian misalnya untuk prediksi produksi tanaman, pemetaan
per-wilayahan komoditi dan identifi-kasi penyebaran pupuk.Di bidang kehutanan,
untuk pemetaan hu-tan, evaluasi lahan kritis, perenca-naan penebangan pohon
untuk industri hutan, perencanaan refo-restasi, dan visualisasi bentangan
lahan.Untuk konservasi, SIG digu-nakan untuk pemetaan habitat flora dan fauna
dan perencanaan kawasan konservasi.Penelitian ya-ng dilakukan oleh Rotinsulu
(2006) memperlihatkan kegunaan tekno-logi penginderaan jauh dan SIG da-lam
permodelan distribusi spasial flora palem Sulawesi.
Modeling
produksi tanaman me-rupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian
yang akan di uraikan lebih lanjut dalam tuli-san ini. Permodelan dengan meng-gunakan
SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasi-kan berbagai jenis data
(biofisik) yang dikembangkan atau diguna-kan dalam penelitian
pertanian.Monitoring kondisi tanaman perta-nian sepanjang musim tanaman serta
prediksi potensi hasil panen berperan penting dalam mengana-lisis produksi
musiman.Informasi hasil panen yang akurat dan terki-ni sangat dibutuhkan oleh
depar-temen pertanian berbagai negara.
Integrasi
Penginderaan Jauh dan SIG untuk Prediksi Hasil Pertanian
Integrasi data
satelit dan model produktivitas tanaman merupakan metode analisis kuantitatif
yang penting untuk menduga hasil pa-nen pada skala lokal dan regional.Data
penginderaan jauh praktis di-gunakan untuk permodelan tana-man dengan kondisi
kanopi yang selalu dinamis berubah dalam waktu dan ruang.
Sebelumnya
telah diuraikan me-tode pendugaan hasil tanaman ya-ng dilakukan berdasarkan
data sa-telit dengan menggunakan indika-tor biomassa tanaman dan IV.Wa-laupun
pendekatan IV dapat dika-takan sederhana, hubungan anta-ra IV dengan hasil
dapat dikatakan bersifat lokal dan sensitif terhadap terhadap tanah dan kondisi
atmos-fer.Untuk prediksi hasil pertanian pada berbagai kondisi, dibutuhkan
parameter lainnya yang dapat menjelaskan mekanisme fisiolo-gis/biologis yang
mengontrol per-tumbuhan dan perkembangan tanaman (Moulin, et al., 1998).Oleh
karena itu dibutuhkan model-mo-del mekanistis yang mampu me-ngintegrasikan
berbagai parameter (biofisik tanaman, tanah, iklim dan sistem budidaya) yang
mempenga-ruhi produksi tanaman. Beberapa model tanaman seperti halnya
En-vironmental Policy Integrated Cli-mate (EPIC) (Easterling et al.,1998;
Izaurralde et al., 2003) dan FAO model: Specific Water Balance (CS-WB)
(Reynolds et al., 2000) telah diintegrasikan dengan SIG untuk menghasilkan
model tanaman spasial yang kemudian diintegrasi-kan data penginderaan jauh yang
terkini berhasil mensimulasi hasil produksi tanaman secara efisien dalam skala
regional
Modeling
agroekosistem berbasis SIG merupakan metode powerful di mana dapat membantu
pengelo-la/pengambil keputusan di bidang pertanian untuk menganalisis se-cara
langsung bukan hanya penga-ruh lingkungan biofisik terhadap produksi tanaman
tetapi juga me-nganalisis pengaruh sistem budi-daya terhadap hasil panen.
Implikasi Pemanfaatan Teknologi Geospasial bagi
Pembangunan Pertanian Sulawesi Utara
Program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan pemerintah
provinsi Sulawesi Utara sebagai strategi mengurangi kemiskinan dan
pe-ngangguran, secara jelas telah me-nempatkan pertanian sebagai sa-lah satu
sektor unggulan pemba-ngunan. Perbaikan mutu, kuanti-tas dan kontinuitas produk
perta-nian merupakan target yang harus dicapai sebagai salah satu indika-tor
keberhasilan program tersebut.
Tantangan yang
dihadapi dalam upaya mencapai target di atas di antaranya musim panas yang
ber-kepanjangan (kekeringan), berku-rangnya kesuburan tanah, sera-ngan hama dan
penyakit serta gul-ma. Dari uraian sebelumnya jelas terlihat bagaimana potensi
tekno-logi penginderaan jauh dalam men-deteksi kondisi biofisik tanaman, tanah,
bahkan memberikan infor-masi cuaca (satelit cuaca) yang ce-pat, murah, detail
dan up-to-date. Selain itu, prediksi hasil panen un-tuk skala lokal dapat
diperoleh langsung lewat data penginderaan jauh.Walaupun untuk prediksi hasil pada
skala yang lebih luas (regional), dibutuhkan adanya integrasi dengan SIG karena
me-nggunakan parameter yang lebih kompleks.
Adopsi
teknologi geospasial me-rupakan salah satu management option dalam mencapai
keberhasi-lan program revitalisasi bidang per-tanian.Dari uraian di atas, jelas
terlihat potensi pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG di bi-dang
pertanian contohnya untuk memantau pertumbuhan dan pre-diksi hasil panen. Data
penginde-raan jauh yang di integrasikan de-ngan GIS berperan penting dalam
perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pertanian di mana akan menghasilkan
keputusan/kebijakan yang lebih realistik dan akurat.(habis)
KESIMPULAN
1. SIG merupakan
pengelolaan data geografi yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
2.
Sistem Informasi Geografis bekerja
berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia, dan
Metode.
3. Penyajian SIG dengan
komputer lebih menguntungkan, karena mudah dan lebih cepat diolah. Pengumpulan
data dan penyimpanannya hemat serta ringkas (pada disket), mudah diulang dan
diubah kalau diperlukan, dan mudah ditransformasikan.
4. Sistem Informasi Geografis dapat diartikan
sebagai :
”suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis”
DAFTAR PUSTAKA
· http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
· http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php
· http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/SISTEM%20INFORMASI%20GEOGRAFI.pdf
· http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/sistem-informasi-geografi-sig/
· http://belajarmapserver.blogspot.com/2009/05/1-konsep-sistem-informasi-geografis-gis.html
· http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2007/may_10/opini01.html
·
http://itclinic.unitomo.ac.id/?p=267
http://berpikirtentangmu.blogspot.com/2015/03/penggunaan-sistem-informasi-geografis.html
http://berpikirtentangmu.blogspot.com/2015/03/penggunaan-sistem-informasi-geografis.html
Terimakasih gan atas info blog nya,penjelasan penerapan SIG nya sangat bermanfaat.
ReplyDeletekunjungi website saya https://zuhri.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
website kampus saya https://www.atmaluhur.ac.id
Terimakasih gan atas info blog nya,penjelasan penerapan SIG nya sangat bermanfaat.
ReplyDeletekunjungi website saya https://zuhri.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
website kampus saya https://www.atmaluhur.ac.id