Diusulkan oleh:
Alvin Nor Maulida ( 201433320 )Ketua
Firda Rizki Fajriatun ( 201433329 )Anggota I
Shofi’a Ranti (2015531053) Anggota
II
Dian Dwi Novitasari (201432110 )Anggota III
RINGKASAN.
Jepara
sebagai salah satu Kabupaten
yang ada di Jawa Tengah tidak kalah saing dengan daerah-daerah diperkotaan,
walaupun berada di desa tetapi memiliki beberapa keunggulan seperti ukiran,
makanan, dan pantai serta pegunungan. Masyarakat berbondong-bondong berupaya
melestarikan kelebihan itu walaupun harus berusaha bersaing dengan
daerah-daerah lain.
Keunggulan makanan tradisional Jepara seperti gorok-gorok perlu untuk diberi
perhatian khusus, masyarakat Jepara
utamanya semua kalangan dirasa kurang meminati makanan yang dikenal kenyal dan
hambar itu/ berdasarkan
hal tersebut sudah saatnya mengubah pandangan masyarakat yang memandang gorok-gorok
hanya sebagai makanan yang tidak bermanfaat menjadi makanan yang dibutuhkan dan
diminati. Padahal kalau
kita pahami secara mendalam gorok-gorok bisa
sebagai pengganti nasi.
Horok-horok dapat dikreasikan menjadi
makanan yang bernilai ekonomis tinggi seperti G30S (Gorok-Gorok 30 Spiecy) /sebuah olahan yang bahan
utamanya horok-horok dengan dicampurkan berbagai macam
rempah-rempah dan sayuran segar menambah cita rasa yang enak. Bisnis G30S bergerak dalam bidang produksi dan
distributor. Target pemasaran produk, sistem utama yang kami gunakan adalah pasar nyata. Layanan
bisnis dipasarkan melalui door to door
dan dengan cara order pemesanan serta menawarkan ke sekolah-sekolah/kampus
dan pasar-pasar tradisional. Sistem pemasaran tersebut digunakan karena dapat
meningkatkan penjualan dan hasil yang prospektif.
Kata kunci : Budaya, Makanan
Tradisional, Wirausaha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makanan sebagai sumber energi
dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan
perkembangan, masyarakat memanfaatkan makanan untuk berkreasi, bermacam-macam cara penjual lakukan demi mendapatkan
keuntungan lebih, bahkan sampai terjadi kecurangan dari oknum penjual tidak
dapat dihindari lagi mulai makanan ringan maupun berat. Kecurangan mereka
terlihat ketika produknya mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin,
pemutih, pewarna tekstil, dan pemanis buatan. Makanan kini telah menjadi wabah
yang sangat berbahaya bagi manusia karena makanan berubah fungsi sebagai sumber penyakit. Konsumen
saat ini dituntut untuk lebih cermat dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Setiap
daerah memiliki ciri khas, bisa dari makanan, adat istiadat, atau bahkan wisata
pantai dan masih banyak lagi, ciri khas tersebut mereka jaga dan lestarikan.
Jepara sebagai salah satu daerah yang memiliki beberapa keunggulan mulai dari
panorama pantai, ukir, dan makanan khas yaitu horok-horok dengan cita rasa
kenyal namun rendah glukosa.
Makanan khas Jepara yang berupa horok-horok
terancam akan hilang karena peminat dominan dari kalangan orang tua, tidak
semua kalangan dapat membuat horok-horok dan hanya
orang tertentu serta sifatnya
turun temurun. Horok-horok
dikenal masyarakat
sebagai makanan pendamping seperti bakso, pecel, soto, sate kikil, dan gulai.
Produsen
pembuat horok-horok hanya ditemukan di Jepara terutama di kecamatan Pecangaan,
Kedung dan Tahunan. Itupun tidak semua orang bisa membuat. Proses pembuatan yang
melewati beberapa tahap mulai dari
pencucian tepung aren, pengeringan dibantu dengan taburan abu diatas
adonan, pengerukan kemudian digoreng tanpa minyak. Selanjutnya, proses
berikutnya merupakan pengulangan dari proses yang telah dilakukan sebelumnya.
Pengukusan yang dilakukan selama dua kali pengukusan itu agar hasilnya terasa
kenyal jika dimakan. Prosesnya sangat lama dan berkali-kali naik turun
pengukusan kemudian diproses dan dikukus lagi. Agar hasilnya terasa lebih lezat
hanya cukup ditambahkan garam secukupnya.
Horok-horok
sebagai makanan khas jepara perlu untuk dilestarikan, kita tercetus untuk
membuat sebuah kreasi dari horok-horok tanpa menghilangkan cita rasa dan
keunikannya. Horok-horok sebagai makanan dengan kadar gula sedikit, serta
mengenyangkan dan dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Atas dasar hal
tersebut tentu horok-horok dapat dibuat horok-horok goreng dengan disertai bumbu-bumbu dapur sehingga horok-horok dapat dilestarikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
Dari latar belakang diatas
dapat dikemukakan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana cara
membuat G30S(Gorok-Gorok 30 Spiecy)
yang diminati semua kalangan?
2. Bagaimana cara melestarikan makanan tradisional
Jeparaberupa horok-horok?
3. Bagaimana peluang
bisnis produk tersebut di pasaran?
1.3.
Tujuan Program
1.
Membuat G30S(Gorok-Gorok
30 Spiecy)yang
diminati semua kalangan dengan rasa yang berbeda akan tetapi bahan baku tetap
berasal dari horok-horok tanpa
mengubah ciri khas dari makanan tersebut.
2.
Mengenalkan horok-horok sebagai
makanan yang memiliki keunggulan seperti kadar gula rendah dan mengenyangkan.
3.
G30S(Gorok-Gorok
30 Spiecy)tidak
kalah saing dengan makanan cepat saji, karena harga yang sesuai keadaan ekonomi
masyarakat, dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Penjualan bisa
dilakukan secara langsung dan menerima pemesanan.
1.4.Luaran yang diharapkan.
Luaran
yang diharapkan dalam program ini adalah:
1.
Mampu menciptakan
peluang usaha mandiri di kalangan mahasiswa yang bergerak disektor makanan.
2.
Dapat membuat
karya kreativitas
inovatif mahasiswa dalam hal kewirausahaan dengan memanfaatkan makanan khas
daerah sehingga mendapatkan
hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
3.
Artikel
ilmiah tentang pembuatanG30S(Gorok-Gorok
30Spiecy).
1.5. Kegunaan Program
Adapun
kegunaan program yang dimaksud adalah:
1.
Mahasiswa
mampu meningkatkan inovatifnya dalam
menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha.
2.
Mengenalkan horok-horok sebagai
makanan yang enak dan mengenyangkan dalam lingkup kehidupan masyarakat.
3.
Dapat membangunn kreativitas
dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi pangan dalam upaya pemanfaatan
makanan sehat.
2.1 Deskripsi usaha
1.
Nama
Usaha
G30S (Gorok-Gorok 30 Spiecy) merupakan produk makanan
olahan dari bahan dasar horok-horok. G30S dikemas
pada tempat persegi dengan bahan dasar kardus/kertas yang di desain menarik
sehingga calon konsumen tertarik untuk membeli. Kami menjual 1 kardus G30S dengan harga Rp. 7.000. Kami
ingin membuka usaha yang berbeda dengan usaha yang lainnya serta ingin
mengenalkan makanan tradisional jepara yaitu horok-horok yang selama ini
dipandang sebelah mata.
2.2 Analisa Pasar dan Peluang Pasar
Produk kami merupakan makanan
tradisional yang terbuat dari tepung aren. Makanan yang berasal dari tepung
aren yang bernama horok-horok banyak dijual di pasar-pasar tradisional yang ada
di Jepara. Para penjual horok-horok yang ada dipasaran berjualan horok-horok
secara mengelompok tanpa ada toko. Horok-horok biasanya ditaruh di ember yang
dilapisi daun pisang. Setiap lingkar horok-horok dijual dengan harga Rp.
30.000. Para calon konsumen bisa membeli horok-horok sesuai selera dari Rp.
1000 sampai ratusan ribu rupiah. Dari teksturnya
yang kenyal membuat horok-horok bisa dinikmati semua kalangan dari anak-anak,
dewasa sampai orangtua. Umumnya horok-horok hanya sebagai pendamping makanan,
seperti bakso, pecel,soto, gado-gado,dll.
Menurut hasil analisis yang telah kami
lakukan diatas. Produk kami masih mempunyai peluang pasar yang cukup besar jika
dijual pada masyarakat luas.
2.3 Media pemasaran / promosi yang
digunakan
Ø
Mengadakan
pengenalan produk G30S
(Gorok-Gorok 30 Spiecy) pada pasar-pasar tradisional.
Ø
Melalui
brosur yang disebar pada lampu merah, agar calon konsumen mengenal makanan
tersebut.
Ø
Sosial
media dan Website
BAB 3
METODE
PELAKSANAAN
3.1 Teknik
Produksi
-
Persiapan Bahan
baku usaha ini adalah Horok-horok
yang di peroleh dari pedagang horok-horok di jepara jawa tengah
-
Persiapan Bahan
adetip/bahan tambahan dalam produksi G30S adalah varian rasa seperti Ayam, Sapi Panggang, Pedas, Sate,
Bakso, Keju Manis,Keju Asin, Jamur, Barbeque, Jagung Manis, Original, Ayam
Bakar, Balado, Pedas Manis, Ayam Bawang, Balado Super Pedas,Pedas dengan Level 1 Sampai 10,Jagung
Bakar, Sosis, Bumbu
Kacang, Babat.
-
Persiapan Peralatan
dalam memproduksi G30S adalah Alat
penggorengan ,
Kardus, Sendok, Garpu ,piring , kertas minyak, Kompor
gas, Meja, Kursi, Tikar, Grobak.
Strategi pemasaran yang akan
diterapkan
Untuk dapat mempertahankan produksi
dan pemasaran G30S ini, maka diterapkan sebgai berikut :
a.
Mengikuti
pameran-pameran, baik dengan inisiatif sendiri ataupun mengikuti pameran yang
dilakukan oleh dinas terkait. Institusi/dinas yang memberikan perhatian
terhadap usaha kuliner.
b.
Menjalin
kerjasama dengan pengusaha produk sejenis.
c.
Penyebaran
brosur di berbagai wilayah untuk memperkenalkan produk kami.
d.
Membuat
iklan di radio, sehingga media promosi akan semakin luas.
e.
Mengadakan
sosialisasi terkait produk yang di perkenalkan.
f.
Membuat akun Facebook, BBM dan Twitter sehingga lebih mudah dikenal oleh banyak orang.
Namun Strategi yang harus di terapkan
agar produk dapat terus berkembang di pasaran adalah dengan terus meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk serta mengikuti keinginan konsumen dengan harga
yang dapat di jangakau oleh setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian maka
kita akan dapat mempertahankan produk kita di pasaran.
3.2 Tahapan
Produksi
Tahapan produksi
usaha G30S ini
dimulai dari :
-
Survey lokasi produksi (tempat berniaga)
-
Pembuatan grobak dagang dan meja kursi untuk pelanggan
-
Persiapan alat dan bahan baku
-
Persiapan promosi dan pembukaan perdana
-
Untuk
melayani pemesanan, kami melakukan produksi setelah menerima order pesanan agar
pelanggan mendapatkan produk yang baru.
Sedangkan untuk langkah pembuatan G30S
ini adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan horok-horok
2.
Haluskan
bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam,cabai, dan kemiri.
3.
Siapkan
wajan diatas kompor tambahkan minyak setelah panas masukkan bumbu yang telah
dihaluskan aduk lalu masukkan horok-horok
4.
Aduk
horok-horok selama 15-20 menit yang sudah tercampur bumbu tambahkan sayuran dan
varian rasa sesuai selera
5.
Masukkan
G30S yang sudah matang ke kardus dengan ditambah timun dan siap untuk di makan.
BAB
4
BIAYA
DAN JADWAL KEGIATAN
4.1Anggaran Biaya.
Tabel 1.Anggaran
Biaya Produksi.
NO
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Peralatan
Penunjang
|
6.426.000
|
2
|
Bahan
Habis Pakai
|
1.792.000
|
3
|
Perjalanan
/ Transportasi
|
500.000
|
4
|
Lain-Lain
|
1.140.000
|
Jumlah
|
9.858.000
|
Secara lengkap informasi anggaran terdapat di
lampiran.
|
4.2 Jadwal Kegiatan.
Tabel 2.Jadwal Kegiatan
Produksi G30S (Gorok-Gorok
30 Spiecy)
No
|
Kegiatan
|
Bulan
ke-1
|
Bulan
ke-II
|
Bulan
ke-III
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Tempat
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Alat
dan bahan
|
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Produksi
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
3.
|
Pemasaran
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Promosi
|
|
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penjualan
|
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
5.
|
Evaluasi
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Laporan
bulanan
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
ü
|
DAFTAR PUSTAKA
Arum Kusumaningtyas, Bambang Wibisono, Kusnadi. 2013. Penggunaan Istilah Makanan dan Jajanan
Tradisional pada Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi Sebuah Kajian Linguistik.
Jurnal Publika Budaya Volume 1 (1) Juli 2013 Universitas Jember
Wurianto,
Arif Budi. 2008. Aspek Budaya Pada
Tradisi Kuliner Tradisional di Kota Malang Sebagai Identitas Sosial Budaya
(Sebuah Tinjauan Folklore). LPPM Universitas Muhammadiyah Malang
http://www.beritajepara.com/86/wisata-kuliner-jepara-6-makanan-tradisional-khas-jepara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jepara
Untuk File lengkap Contoh PKM Kewirausahaan bisa di download di sini
Harrah's Cherokee Casino and Resort - MapYRO
ReplyDeleteHarrah's Cherokee Casino and Resort is in the mountains, just 파주 출장샵 steps from Harrah's Cherokee Casino 대구광역 출장마사지 and 1 mile 익산 출장마사지 from Harrah's 여주 출장마사지 Cherokee Casino and 2.5 대구광역 출장샵