PP-2.1
Sejarah Perusahaan Coca Cola International
Minuman ringan (Soft Drink) Coca-Cola diciptakan oleh Dr.
John S. Pemberton, seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat, pada bulan Mei 1886. Ia mencampurkan suatu ramuan khusus
dengan gula murni menjadi sirup yang beraroma segar dan berwarna karamel,
kemudian diaduk bersama air murni. Minuman ini kemudian dikenal dengan nama
Coca-Cola. Pada awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan
minuman ringan (Soft Drink) tersebut di dalam guci besar yang diletakkan
ditempat-tempat strategis.Namun adanya peningkatan jumlah pembelian menyebabkan
penggunaan guci tersebut digantikan dengan kemasan botol yang lebih praktis.
The Coca-Cola Company didirikan tahun 1892 oleh Asa G.
Chandler di Atlanta, yang juga mempatenkan merek dagang Coca-Cola. Perusahaan
ini merupakan induk dari semua perusahaan pembotolan yang memiliki merek dagang
Coca-Cola diseluruh Negara didunia dengan menyediakan bahan baku konsentratnya.
Mulai tahun 1893, The Coca-Cola Company membangun pabrik sirupnya diluar
Atlanta.
Presiden The Coca-Cola Company (1919-1955), Robert W.
Woudruff, merupakan orang yang pertama kali mencetuskan gagasan agar minuman
Coca-Cola tersebut dapat dinikmati tidak hanya oleh orang Amerika saja, tetapi
juga untuk dikonsumsi oleh seluruh bangsa di dunia. Untuk merealisasikan
gagasan tersebut, maka pada tahun 1929 didirikan The Coca-Cola Export
Cooperation, yaitu perusahaan yang menangani proses penjualan minuman keseluruh pelosok negeri di dunia dengan cirri mutu,
rasa, dan kesegaran yang sama.
Di Indonesia, Coca-Cola mulai dikenal pada tahun 1927
melalui De Nederland Indische Mineral Water Fabrieck yang membotolkan nya untuk
pertama kali di Batavia. Selanjutnya perusahaan tersebut diambil alih oleh
pedagang Indonesia dan berubah nama menjadi The Indonesian Bottles Ltd. N. V.
(IBL) yang berstatus perusahaan nasional.
Pada tahun 1971, dengan pertambahan usahadan modal, IBL
berubah menjadi nama baru PT Djaya Bevarages Bottling Company (PT. DBBC) yang
merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya penambahan
modal tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan
penambahan macam produk yang dihasilkan dalam berbagai ukuran kemasan.
Pada tahun 1993 seluruh saham PT. DBBC diambil alih oleh
Coca-Cola Amatil Ltd, suatu grup perusahaan pembotolan Coca-Cola dikawasan Asia
Pasifik dan EropaTimur yang bermarkas di Sydney, Australia. Adanya perpindahan
saham tersebut mengakibatkan nama PT. DBBC berubah menjadi PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia (PT. CCAI). Tahun 2000, seluruh pabrik pembotolan minuman merek
dagang Coca-Cola yang ada di Indonesia resmi bergabung menjadi satu dibawah PT.
CCAI.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling (PT. CCAIB) dan PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia Distribution (PT. CCAID).PT. CCAIB bertugas untuk memproduksi minuman
ringan (Soft Drink), sedangkan PT. CCAID yang bertugas untuk memasarkan dan
mempromosikan minuman ringan (Soft Drink) yang dihasilkan PT. CCAIB. Untuk
meningkatkan volume penjualan keseluruh wilayah Indonesia, maka PT. CCAI
mengoperasikan pabrik pembotolan di 10 kota besar Indonesia, yaitu Medan,
Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Pandaan, Bali, Makassar, dan
BanjarBaru.
Pada tahun 2002, PT. CCAIB berubah nama menjadi PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia (PT. CCBI) dan PT. CCAID menjadi PT. Coca-Cola
Distribution Indonesia (PT. CCDI). Seluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di
Indonesia berada dibawah manajemen PT. Coca-Cola Indonesia (PT. CCI). PT.
Coca-Cola Indonesia ini merupakan perwakilan dari The Coca-Cola Company yang
menyuplai bahan baku konsentrat keseluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di
Indonesia dan menetapkan seluruh standar bahan baku yang digunakan oleh pabrik.
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) merupakan suatu
badan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang usaha produksi
minuman ringan. Perusahaan Coca-cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang
pengusaha yaitu Bapak Portogtius Hutabarat (alm) dan Bapak Mugijanto. Seiring
dengan perkembangan perusahaan maka pada bulan April 1992 PT. PAN Java Bottling
Co bergabung dengan Coca-cola Amatil Limited Australia. Kemudian mulai tanggal
1 Juli 2002 kembali merubah namanya hingga sekarang yaitu PT. Coca-cola Bottling
Indonesia (CCBI) Central Java Operations.
PT. Coca-cola memiliki sebelas pabrik pembotolan yang ada
di Indonesia yang terdapat di Semarang, Bandar Lampung, Padang, Ujung Pandang,
Medan, Surabaya, Bandung, Bali, Jakarta, Banjarmasin dan Manado. Salah satu
pabrik pembotolannya adalah PT. Coca-coala Bottling Indonesia (CCBI) di
Semarang. CCBI hanya memproduksi minuman dalam kemasan botol. Coca-cola
merupakan minuman yang terbuat dari bahan baku pilihan berupa air, gula,
concentrate dan karbondioksida. Selain coca-cola juga terdapat produk minuman
lainnya seperti Diet Coke, Sprite, Fanta, Frestea, Sunfill, Ades, Aquarius,
Kres, A & W, Sar saparila dan Schwepees. Proses produksi coca-cola tentu
saja menghasilkan limbah industri, limbag yang berbentuk gas berupa asap, cair
berupa air yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan limbah padat berupa
botol.
Limbah tersebut telah mengalami proses pengolahan dengan
yang aman dan tidak membahayakan makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Hal
tersebut merupakan bagian tanggung jawab dari PT. CCBI terhadap lingkungan dan
wujud kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat. Saat ini CCBI Semarang
telah memperkerjakan 1200 tenaga kerja yang telah memiliki KKB dengan Sp RTMM
dan koperasi kendali harta segabai penunjang hubungan industrial Pancasila yang
harmonis. Pengembangan tenaga muda Indonesia merupakan prioritas utama.
Oleh sebab itu dalam perekrutan tenaga kerja, CCBI
melakukan beberapa seleksi masuk diantaranya seleksi tes tertulis, psikotes dan
wawancara tiga bulan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja
yang berkualitas dan berkompeten. CCBI juga mengadakan berbagai macam training
motivasi bagi para karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja,
bentuk training tersebut berupa pengadaan kegiatan refresing, outbond,
pelatihan skill untuk karyawan baru.
Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kembali motivasi serta kinerja karyawan yang mangalami penurunan
sehingga kualitas, kuantitas serta kontinuitas produk tetap terjaga. CCBI juga
memberikan berbagai penghargaan bagi karyawan yang telah bekerja dengan baik
serta memberikan kompensasi yang memadai berdasarkan tingkat jabatan yang telah
dicapai di perusahaan. Tidak terlepas dari itu semua CCBI juga mempunyai serikat
kerja yang dibentuk untuk menampung suatu gagasan, pendapat atau saran yang
dapat memajukan perusahaan. Serikat keja memiliki peranan cukup besar di
perusahaan karena perusahaan dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh para
pekerja dan sebaliknya. Salah satu fungsi serikat kerja yaitu berusaha
mengkomodil dari kebutuhan pekerja dimana usulan tersebut akan diangkat dalam
Meeting Be Partied Award yang diadakan setiap tiga bulan sekali dan pada Three
Partied Award setiap enam bulan sekali.
Comments
Post a Comment